MIND ID Targetkan Jadi Pemimpin Pasar Baterai EV di Asia Tenggara

Ilustrasi pengisian baterai mobil listrik.
Sumber :
  • Paultan

VIVA Bisnis – Grup BUMN Holding Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) yang terdiri dari PT Antam, PT Bukit Asam, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah, berkomitmen mendukung pemerintah dalam upaya mewujudkan ekosistem energi baru terbarukan (EBT).

Mobil Baru di Indonesia Ini Bebas Bea Impor dan Dapat Insentif

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan mengatakan, langkah ini akan diwujudkan dalam kerja sama dan sinergi antar BUMN, serta dukungan pemerintah dalam program pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan EV baterai terintegrasi.

Dany menegaskan bahwa Indonesia Battery Company (IBC), yang dibentuk bersama Antam demi mengembangkan bisnis baterai di Indonesia, akan menjadi salah satu pilar penting untuk mewujudkan implementasi energi terbarukan di sektor EV baterai.

Mobil Listrik Xiaomi SU7 Punya Jarak Tempuh 800 Km, tapi Baru 39 Km Sudah Mati

"Selain itu juga memperkuat kemandirian kita. Artinya, kita akan mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor dan emisi karbon, serta subsidi dari bahan bakar," kata Danny dalam keterangannya, Selasa 20 September 2022.

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan.

Photo :
  • Tangkapan layar.
Parkiran Rumah Sakit Ini Sediakan SPKLU, tapi Mobil Listrik Dilarang Masuk

Dengan kondisi bahan baku untuk komponen EV baterai saat ini, seperti graphite, lithium hydroxide, cobalt sulphate, dan mangan sulphate, Dany mengakui pasokannya masih sangat didominasi dari impor.

Karenanya, pemerintah perlu memastikan pasokan bahan baku nikel sebagai salah satu bahan baku pembuatan EV baterai, di mana sebanyak 80 persennya disediakan oleh Antam. 

"Dengan kondisi ini, IBC ditargetkan bisa menjadi market leader di Asia Tenggara sebagai penyedia EV baterai," ujarnya.

Sesuai dengan Permenko Nomor 9 tahun 2022, pengembangan industri EV baterai ini telah terdaftar sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Untuk mempercepat realisasinya, maka diperlukan adanya konsorsium dengan LG Energy Solution (LGES) serta Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL).

Selain itu, IBC juga menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta beberapa Lembaga Pendidikan Tinggi dan Universitas seperti ITB, UI, UNS, dan National Battery Research Institute. Di sisi lain, perlu digenjot pula beragam training dan workshop, untuk meningkatkan kualitas SDM di industri EV baterai.

"MIND ID mendukung penuh program pemerintah dalam membentuk ekosistem EV baterai, yang saat ini telah menjadi salah satu program strategi nasional. Diperlukan dukungan dan sinergi untuk mempercepat realisasinya, salah satunya yakni dalam bentuk kebijakan insentif dan kemudahan bagi ekosistem kendaraan listrik," ujarnya.

Diketahui, pada 2035 kebutuhan baterai EV dunia diprediksi akan mencapai 5.300 GWh, yang di dominasi kebutuhan dari kendaraan listrik khususnya roda empat. Sedangkan di Indonesia sendiri, data menunjukkan bahwa hingga 2035 permintaan baterai EV akan mencapai 59 GWh, dan didominasi dari sektor transportasi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya