Erick Thohir: Generasi Muda Akan Lebih Terbuka terhadap Kompor Listrik

Menteri BUMN, Erick Thohir menghadiri Pesta Rakyat Simpedes
Sumber :
  • Humas BRI

VIVA Bisnis – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yakin generasi muda akan lebih terbuka terhadap pemanfaatan kompor listrik dikarenakan adanya perubahan gaya hidup menuju ecolifestyle.

Erick Thohir Beberkan 'Kunci Sukses' Timnas Indonesia ke Media Asing

"Saya yakin generasi muda akan lebih terbuka terhadap kompor listrik karena lebih mudah digunakan," ujar Erick dalam konferensi pers di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu, 21 September 2022.

Dia melihat saat ini terjadi perubahan tren gaya hidup generasi muda: sebagian hidup sendiri atau berdua dengan pasangannya di apartemen.

Erick Thohir : Satu Game Lagi Sudah Kunci ke Olimpiade, Kalau Dua Game Kita Juaranya

Kementerian BUMN dan PLN telah mendorong program kompor listrik di apartemen dan rumah yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan BUMN. Wajar saja, menurutnya, jika masyarakat menginginkan kompor listrik karena bagian dari ecolifestyle.

Ilustrasi kompor listrik

Photo :
  • Youtube Top 5 Picks
Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru

Nasib kompor gas

Mengenai kompor gas LPG, Erick mengatakan, pemerintah tidak mungkin langsung menghapuskannya. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang berada di bawah seperti pedagang asongan yang harus bergantung pada bahan bakar gas.

Infrastruktur serta ekosistem gas LPG saat ini seperti agen gas LPG dan sebagainya yang sudah terbangun sejak lama juga tidak boleh langsung dimatikan, karena merupakan bagian daripada ekonomi Indonesia.

Maka, ujar Erick, terdapat upaya untuk melakukan konversi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) melalui proses gasifikasi. "Transisi ini yang perlu kita jaga di mana terdapat keseimbangan antara gas LPG, DME dan kompor listrik," katanya.

Ilustrasi milenial.

Photo :
  • Pixabay

Penghematan

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa dari per kilogram gas LPG yang dikonversi ke kompor listrik, terdapat penghematan biaya sekitar Rp 8.000 per kilogram gas LPG.

"Tentu saja dengan adanya potensi penghematan ini diharapkan dapat mengubah dari yang tadinya menggunakan energi impor menjadi energi domestik," katanya.

Selain itu program kompor listrik juga diharapkan dapat mengubah energi yang mahal menjadi energi yang murah sehingga terjangkau semua kalangan.

Untuk itulah, PLN mendukung program kompor listrik dengan mempertimbangkan suatu keseimbangan yang merupakan masukan dari Kementerian BUMN dan Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya