Agrosolution Bikin Petani Kentang Makin Untung, Ini Perhitungannya

Petani Sulawesi Panen Kentang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yusran Uccang

VIVA – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melalui Program Agrosolution kembali menggenjot produktivitas pertanian masyarakat. Khususnya komoditas kentang di Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Viral Emak-emak di Taput Dituduh Curi Ketang Dihukum Telanjang, Begini Kata Polisi

Program ini menggandeng Kelompok Tani Gemah Ripah II Desa Ngantru Kecamatan Ngantang, dengan hasil rata-rata mencapai 33,9 ton per Hektare (Ha). Panen raya pun dilakukan oleh Manajemen Pupuk Kaltim bersama Pemkab Malang dan HKTI Jawa Timur.

SEVP Bussines Support Pupuk Kaltim Meizar Effendi, mengungkapkan panen raya program Agrosolution di Desa Ngantru ini kali kedua program pendampingan yang dilakukan Pupuk Kaltim bagi petani setempat. Yang, diawali pada 2021 lalu dengan hasil rata-rata 19 ton/Ha dari sebelumnya 15 ton/Ha. 

Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga

Program tahap pertama itu pun menunjukkan kenaikan produktivitas pertanian sebesar 25 persen, yang melibatkan 110 petani dengan total lahan 124,5 Ha.

"Program Agrosolution kembali dilanjutkan tahun ini dan hasilnya pun jauh lebih signifikan sebesar 33,9 ton, atau dua kali lipat dari pendampingan sebelumnya. Ini sebuah pencapaian yang sangat baik, sekaligus membuktikan petani mampu produktif dalam mengoptimalkan lahan garapan," ujar Meizar dikutip dari keterangannya, Senin, 26 September 2022.

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dinaikkan Meski Panen Raya, Ini Rinciannya Per Wilayah

Panen Raya Kentang.

Photo :
  • Dokumentasi Pupuk Kaltim.

Dia menjelaskan, Agrosolution merupakan upaya Pemerintah bersama BUMN untuk memberikan pendampingan kepada petani. Khususnya guna meningkatkan produktivitas hasil serta pendapatan petani melalui penggunaan input pertanian nonsubsidi. 

Program ini terbukti mampu mendorong produktivitas hasil pertanian seperti padi, kakao, kelapa sawit, tebu dan jagung di berbagai daerah. Hal itu tentu turut dibarengi dengan naiknya keuntungan petani.

"Begitu juga panen kali ini, bisa dihitung potensi pendapatan petani. Jika satu Kilogram (Kg) kentang diharga Rp7.700,- maka didapati Rp 261 juta untuk 33,9 ton hasil. Dikurangi modal Rp90 juta, maka keuntungan petani mencapai Rp170 juta," jelasnya. 

Selain panen turut juga diresmikan Kampung Agrosolusi Pelangi di Desa Ngantru, yang dikonsep sebagai area percontohan pertanian kentang di Kabupaten Malang. Kelompok tani dari berbagai wilayah lain di Jawa Timur dapat belajar untuk pengembangan produktivitas kentang, sekaligus bergabung dalam program Agrosolution. 

Meizar pun berharap seluruh stakeholder terkait terus memberikan dukungan pada program ini. sehingga produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani semakin meningkat dalam menjaga ketahanan pangan nasional. 

"Selain meningkatkan kesejahteraan petani, program Agrosolution juga digagas untuk menciptakan petani mandiri agar kedepan tidak lagi tergantung pada pupuk subsidi," tandas Meizar.

Asisten 2 Pemkab Malang Nurcahyo, menyampaikan menilai, program ini menjadi salah satu upaya strategis untuk mengonversi pemakaian pupuk subsidi ke nonsubsidi. Denan melalui pendampingan intensif budidaya pertanian secara terintegrasi. 

"Dari program ini diharap penerapan teknologi pertanian melalui agri input nonsubsidi makin dipahami oleh para petani. Sehingga potensi hasil bisa terus ditingkatkan," ujar Nurcahyo.

Petani Sulawesi Panen Kentang

Photo :
  • ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Sementara iut, Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah II Imam mengatakan program Agrosolution memberi angin segar bagi petani kentang Desa Ngantru dalam meningkatkan produktivitas dan potensi pemasaran. Termasuk berbagai kemudahan agri input yang didapatkan, menjadi salah satu faktor pendorong naiknya hasil panen dari sebelumnya.

"Kami harap program ini bisa kembali dilaksanakan, agar ada standar operasional pertanian yang sesuai untuk diterapkan secara berkelanjutan dari beberapa kali uji coba. Sehingga hasil yang kini didapat mampu dipertahankan, bahkan lebih meningkat lagi," ungkapnya. 

"Sebab pendampingan seperti ini sangat dibutuhkan petani, guna mendorong produktivitas hasil di masing-masing lahan," harap Imam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya