Digitalisasi Usaha Bisa Dongkrak Omzet Sektor UMKM, Begini Caranya

Ilustrasi UMKM.
Sumber :

VIVA Bisnis – Pemanfaatan digitalisasi terbukti berhasil menjadi faktor pendorong pertumbuhan usaha UMKM, termasuk pelaku usaha warung. Bahkan, tantangan inefisiensi usaha warung selama ini nyatanya berhasil diatasi via digitalisasi, sehingga para pelakunya bisa meningkatkan omzet sekaligus meningkatkan taraf hidupnya.

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika, I Nyoman Adhiarna menjelaskan, digitalisasi memiliki peran penting dalam meningkatkan skala usaha pelaku UMKM, termasuk warung. Sebagai sektor usaha penyumbang terbesar bagi PDB nasional, peningkatan literasi digital bagi pelaku UMKM juga bakal mengerek PDB nasional dengan signifikan.

"Meningkatkan literasi digital dari 20 persen menjadi 50 persen dari pelaku UMKM, nyatanya dapat mendorong pendapatan hingga US$38 miliar pada 2024," kata Nyoman dalam keterangannya, Senin 3 Oktober 2022.

Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

Baca juga: Siapa yang Lebih Kaya Sebelum Menikah, Lesti atau Rizky Billar?

Nyoman menambahkan, digitalisasi juga akan membantu pelaku UMKM, untuk 2,1 kali lebih besar menjual barangnya di seluruh Indonesia. "Dan 4,6 kali lebih berpeluang untuk mengekspor barang-barangnya ke luar Indonesia," ujarnya.

BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun

Hal senada diungkapkan oleh CEO dan President Director GOTOKO, Gurnoor Singh Dhillon. Dia menjelaskan, selama ini operasi bisnis warung dijalankan dengan tidak efisien, misalnya dalam aspek pemenuhan pasokan barang. Dimana, selama ini pemilik warung kerap harus menutup warungnya terlebih dahulu, saat berbelanja pasokan dagangannya ke beberapa agen distributor. Hal itu dinilai dapat menimbulkan potensi kerugian bagi mereka karena tidak efisien.

"Digitalisasi memberikan efisiensi bisnis, di mana pemilik warung dapat mengakses produk dari banyak brand principal hanya dalam satu platform sehingga mereka tidak perlu menutup warungnya untuk berbelanja. Hal itu akan menghemat biaya, waktu, serta tenaga," kata Dhillon.

Dengan dukungan langsung dari brand principal, Dhillon memastikan bahwa para pemilik warung juga bisa mendapatkan harga yang kompetitif.

Ilustrasi Digitalisasi.

Photo :
  • Olsera

"Hal inilah yang dilakukan GOTOKO sejak berdiri pada 2020, untuk menghubungkan warung dengan brand principal dengan harga kompetitif, kepastian pengiriman, serta kepastian barang dalam aplikasi," ujarnya.

Diketahui, dengan nilai tambah yang ditawarkan, GOTOKO juga telah berhasil mencatat pertumbuhan lebih dari 47 kali lipat. Karena, GOTOKO hadir sebagai platform yang menciptakan nilai tambah bagi ekosistem warung melalui teknologi digitalisasi, alih-alih mendisrupsinya.

Digitalisasi juga bukan hanya bermanfaat bagi warung, melainkan bagi para brand principal karena dapat memperluas jangkauannya. Hal itu juga dapat meningkatkan pendapatan brand, misalnya melalui sejumlah brand di GOTOKO seperti Coca-Cola Europacific Partners (CCEP), Indolakto, dan brand lainnya.

Dalam platfrom, GOTOKO juga telah bekerja sama dengan hampir semua brand-brand utama, guna mendorong kemajuan warung serta menikmati efek jaringan yang lebih luas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya