Intip Digitalisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Secara Real Time

Digitalisasi penyaluran pupuk bersubsidi.
Sumber :
  • Dokumentasi Pupuk Indonesia.

VIVA Bisnis – PT Pupuk Indonesia (Persero) memperketat pengawasan pupuk bersubsidi melalui digitalisasi. Hal itu dilakukan  khususnya jelang musim tanam, yang saat ini telah memasuki periode Oktober-Maret (Okmar), 

Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga

Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia, Panji Winanteya Ruky mengungkapkan, upaya ini adalah bagian dari transformasi digital Pupuk Indonesia untuk mendukung pemerintah menyempurnakan tata kelola kebijakan pupuk bersubsidi. Sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Tohir untuk bertransformasi dan menerapkan digitalisasi. 

Menurutnya, Pupuk Indonesia sendiri telah menjalankan transformasi digital di setiap lini bisnisnya. Mulai dari produksi hingga pendistribusian di tingkat kios.

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dinaikkan Meski Panen Raya, Ini Rinciannya Per Wilayah

Digitalisasi penyaluran pupuk bersubsidi.

Photo :
  • Dokumentasi Pupuk Indonesia.

“Pemerintah melalui kelompok kerja pupuk bersubsidi sedang memperbaiki tata kelola serta mengintegrasikan sistem perencanaan dan penyaluran pupuk bersubsidi. Pupuk Indonesia memainkan perannya dengan menerapkan digitalisasi rantai pasok dari gudang produsen hingga ke petani,” jelas Panji dikutip dari keterangannya, Kamis, 6 Oktober 2022.

Kementan Gencarkan Pompanisasi dan Olah Tanah serta Percepat Tanam Padi

Dia mengatakan, perbaikan terus dilakukan dalam ekosistem digital ini. Salah satunya dengan penerapan Distribution Planning & Control System (DPCS). Teknologi karya insan Pupuk Indonesia ini mampu mengawasi distribusi pupuk bersubsidi secara real time. 

Teknologi itu pun dapat menyajikan data penjualan, alokasi pupuk subsidi daerah, kapasitas gudang, informasi distributor dan kios. Hingga, kontak staf distribusi dan pemasaran. 

“Dengan DPCS, kami dapat melacak keberadaan pupuk mulai dari produsen, saat berada di kapal laut atau pelabuhan, perjalanan darat, bahkan mampu mengetahui jumlah stok di gudang-gudang di seluruh daerah secara real time,” tambah Panji.

Selain DPCS, upaya lain dari Pupuk Indonesia untuk mendukung perbaikan tata kelola pupuk bersubsidi adalah melalui aplikasi kios Retail Management System (RMS) atau aplikasi REKAN. Aplikasi ini dapat menyederhanakan proses penebusan pupuk bersubsidi oleh petani, karena aplikasi REKAN dapat diintegrasikan dengan Kartu Tani milik Himbara dan E-RDKK milik Kementerian Pertanian. 

Lewat aplikasi REKAN, Pupuk Indonesia juga dapat memantau jumlah stok pada kios secara real time, mampu beroperasi secara offline pada wilayah terpencil, dan berbagai keunggulan lainnya.

Ilustrasi pupuk Indonesia dari petani.

Photo :

“Sehingga seluruh aktivitas pada aplikasi REKAN ini dapat ditelusuri, karena ada jejak digitalnya, dan pada akhirnya dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyaluran pupuk bersubsidi,” jelas Panji.

Hingga saat ini, aplikasi REKAN telah diuji coba pada seluruh daerah di provinsi Bali, dan untuk selanjutnya akan diujicoba di beberapa daerah di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), provinsi DI Yogyakarta, dan provinsi Jawa Timur. 

Setelah melalui tahap evaluasi, rencananya pada 2023 Pupuk Indonesia akan melakukan scale up secara bertahap. Hal itu untuk diterapkan pada semua Kios Pupuk Lengkap di seluruh Indonesia. 

Sementara itu lanjutnya, digitalisasi pun dilakukan dengan penerapan data analytics, operasi dan pemeliharaan pabrik melalui aplikasi Digifert, sistem Track & Trace untuk menelusuri kemasan pupuk, hingga di sektor hilir terdapat platform digital iFarms.

Platform itu untuk merekam data petani, data lahan, pendanaan, status budidaya, serta terintegrasi dengan stakeholder pertanian lainnya.

“Kami juga mulai menerapkan precision farming dan digital drone untuk membantu petani mengetahui rekomendasi pemupukan yang tepat,” jelas Panji.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya