- ANTARA FOTO/Jojon
VIVA Bisnis – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas mengungkapkan, Pemerintah saat ini sedang dihadapi dilema terkait menumpuknya 2 juta tenaga honorer yang harus diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Anas mengatakan dilema itu sebab, di satu sisi Pemerintah ingin pegawai/staff berstandar baik, yang memiliki kompetisi dan berstandar baik. Sisi lainnya dihadapkan dengan menumpuknya tenaga honorer.
"Menumpuknya honorer di kantor-kantor kita, non ASN yang dalam tanda kutip yang harus kita angkat menjadi ASN atau PPPK. Kemarin Pak menteri 2018 sisanya mestinya tinggal 400 ribu setelah kita data kemarin masuk angka kurang lebih 2 juta," ujar Anas dalam Peluncuran Core Values ASN, Selasa 25 Oktober 2022.
Baca juga: Ini Deretan Cadangan Migas Temuan Pertamina Sepanjang 2022
"Kita kembalikan lagi ke K/L agar yang ngirim bukan lagi Satker, tapi yang mengirim adalah kementerian atau Bupati yang langsung menandatangani surat pertanggungjawaban mutlak," lanjutnya.
Menurutnya, saat ini tenaga honorer memiliki saingan berat untuk diangkat menjadi seorang ASN. Saingan itu berasal dari lulusan baru atau fresh graduate.
"Fresh graduate ada lebih dari 2 juta orang yang mereka siap untuk ditampung di ASN di sistem dan kompetisi baru. Tetapi ada non ASN yang antri untuk di angkat, jadi ada sekolah di satu tempat ASN-nya satu honorernya 15. Kalau ini dibuka seleksi terbuka mereka ini kalah dengan anak anak baru karena lebih IT minded," ujarnya.
Anas menuturkan, jika dibandingkan dengan tenaga kerja yang lama maka fresh graduate akan lebih unggul dalam penggunaan teknologi. Namun, kalah dibandingkan pengalaman tenaga honorer lama.