Rupiah Menguat di Awal Pekan ke Rp 15.665 per Dolar AS, Simak Analisisnya

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Senin pagi, 7 November 2022. Terpantau pukul 09.17 WIB rupiah menguat sebesar 72 poin atau 0,39 persen ke posisi Rp 15.665 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.737 per dolar AS.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau Jumat sore, mematok rupiah di angka Rp 15.736 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dolar AS melemah secara signifikan setelah rilis data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat. Hal itu karena, Non-Farm Payrolls (NFP) AS tercatat sebesar 261 ribu, lebih tinggi dari yang diperkirakan 193 ribu. Tetapi masih di bawah periode sebelumnya 351 ribu.

Trade Minister: No Need to Worry about Weakening of Rupiah

"Tingkat pengangguran AS naik menjadi 3,7 persen dari sebelumnya 3,6 persen. Data pengangguran AS yang lebih lemah menunjukkan melemahnya ekonomi AS, yang pada gilirannya mendorong investor untuk berekspektasi kebijakan yang kurang hawkish di masa depan," ujar Josua saat dihubungi VIVA, Senin 7 November 2022.

Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Josua melanjutkan, selain ekspektasi investor, tingginya angka pengangguran AS diperkirakan akan menurunkan ekspektasi inflasi. Sebab dolar index turun 1,82 persen pada hari Jumat waktu setempat. Sementara itu, terang Josua, yield US Treasury (UST) masih tercatat lebih tinggi sebesar 1 basis points (bps) menjadi 4,16 persen.

"Indikator pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah juga menyebabkan sentimen risk-on yang lebih kuat di pasar saham. Tercermin dari DJIA, S&P500, dan NASDAQ, yang masing-masing naik 1,26 persen, 1,36 persen, dan 1,28 persen," jelasnya.

Selain itu, Josua menuturkan, sentimen risk-on di pasar Asia juga melonjak setelah laporan mengenai pertimbangan pemerintah China untuk mencabut kebijakan zero COVID. Namun, mata uang rupiah masih melemah pada Jumat sore jelang rilis data pasar tenaga kerja AS.

"Rupiah kemungkinan masih akan terpengaruh oleh sentimen FOMC di hari sebelumnya. Rupiah diperdagangkan melemah 0,26 persen menjadi Rp 15.738 per dolar AS," ucapnya.

Sementara, untuk hari ini, dia mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2022. Josua memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,50 persen yoy atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,44 persen.

"Mata uang rupiah hari ini diperkirakan akan berada di rentang Rp 15.625-Rp 15.725," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya