Rupiah Menguat ke Level Rp 15.707 per Dolar AS, Karena Ini

Ilustrasi rupiah melemah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Jumat pagi, 18 November 2022. Terpantau pukul 09.10 WIB rupiah menguat sebesar 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp 15.707 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.712 per dolar AS.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.707 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini akan melemah. Adapun dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 5,25 persen akan berdampak negatif.

Trade Minister: No Need to Worry about Weakening of Rupiah

Baca juga: Dipantau Langsung Menteri Basuki hingga Dini Hari, Jalan Cianjur-Cipanas Mulai Tembus dari Longsor

"Dampak negatif yang paling dirasakan adalah kenaikan suku bunga kredit perbankan dan lembaga keuangan. Kenaikan suku bunga kredit ini akan sangat dirasakan oleh para pelaku industri karena biaya modal menjadi meningkat," kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa 22 November 2022.

Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi Global Tahun Ini Stagnan pada Level yang Rendah

Padahal jelas Ibrahim, para pelaku industri sudah terbebani oleh kenaikan harga input produksi dan energi. Dengan itu, dia meminta agar pemerintah membuat kebijakan yang dapat meredam efek negatif tersebut.

"Dari sisi supply, pemerintah bersama Bank Indonesia dapat memberikan relaksasi terhadap berbagai pungutan yang selama ini menjadi beban biaya yang harus ditanggung para pelaku industri," jelasnya.

Rupiah Melemah

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Ibrahim mengatakan, pemerintah melalui kebijakan fiskal dapat secara temporer memberikan relaksasi pajak dengan memberikan beberapa kebijakan tax holiday. Serta memberikan subsidi suku bunga khusus untuk sektor-sektor padat karya. Sehingga itu mengurangi beban biaya modal yang meningkat akibat kenaikan suku bunga.

Sementara dari sisi permintaan atau demand, Ibrahim menyarankan agar pemerintah untuk menggelontorkan program jaring pengaman sosial untuk menjaga daya beli masyarakat. Seperti Bansos, BSU dan BLT.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun, ditutup melemah di rentang Rp 15.700-Rp 15.760," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya