Bulog Buka-bukaan Alasan Impor Beras 500 Ribu Ton

Ilustrasi beras Bulog
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA Bisnis – Perum Bulog buka-bukaan alasan harus melakukan impor 500 ribu ton beras. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini rendah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Kementerian Keuangan Tanggapi Masukan Masyarakat Terkait Permasalahan Impor Barang Kiriman

Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Epi Sulandari menjelaskan, rendahnya stok CBP ini dimulai pada Agustus 2022 akibat kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Awalnya, pada April stok CBP mencapai 1,2 juta ton atau dalam perkiraan cukup hingga akhir 2022. Hal itu karena penyaluran beras sebagian besar untuk Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) sejumlah 500 hingga 1.000 ton per hari atau 20-30 ribu ton per bulan.

Bea Cukai Sosialisasikan Aturan Kepabeanan di Dua Wilayah Ini

"Dengan 1,2 juta ton sampai dengan bulan Juli, maka Agustus-Desember dalam waktu lima bulan kita cuman butuh sekitar 150 ribu ton saja untuk keluar. Artinya stok akhir kita masih cukup, karena pada saat panen gadu berikutnya Agustus September kita masih bisa menyerap," kata Epi dalam telekonferensi, Jumat, 23 Desember 2022.

Harga Beras Ikut Naik Mengikuti Harga BBM

Aturan Impor Produk Elektronik Buka Peluang Industri Lokal Jadi Raja di Negeri Sendiri

Pekerja mengangkut beras di Gudang Beras Bulog Makassar, Sulawesi Selatan

Photo :
  • ANTARA FOTO/Arnas Padda

Namun kata Epi, saat Agustus 2022 harga beras melonjak tinggi di pasar serta permintaan masyarakat juga meningkat. Di mana hal itu akibat dari kebijakan BBM.

"Kebijakan BBM juga kenaikan pada waktu itu, harga beras meningkat tiba-tiba terjadi kenaikan permintaan CBP untuk KPSH sampai dengan 214 ribu ton. Nah kondisi inilah yang kemudian Agustus-Desember ada pada kisaran 200 ribu ton yang mengakibatkan stok mulai tergerus," jelasnya.

Dia menuturkan, dari kenaikan itu Pemerintah meminta Bulog untuk membeli gabah dalam negeri. Namun tercatat berdasarkan neraca bulanan pada periode November hingga Desember terjadi defisit antara produksi dan konsumsi.

"Artinya kalau pun Bulog menyerap, akan menyerap sisa-sisa stok yang lama. Yang pasti harganya ditambahkan harga pemeliharaan stok atau penyimpanan selama beberapa bulan dan itu akan lebih tinggi," jelasnya.

Epi menjelaskan, saat Bulog masuk untuk membeli gabah terjadi kenaikan harga. Sehingga dengan itu Pemerintah menginstruksikan Bulog untuk melakukan stabilisasi harga di tingkat konsumen.

"Itu kenapa stok Bulog mulai tipis karena walaupun kita sudah membeli stok yang banyak pada saat panen raya sudah bisa membeli sekitar 550 ribu ton pada saat panen Maret, April, Mei. Sampai sekarang Insya Allah pengadaan kita nanti targetnya 1 juta ton sedikit lagi kita dapat, sekitar sekitar 10 ribu ton lagi untuk bisa masuk ke dalam pengadaan cadangan beras pemerintah," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya