Menteri Teten Tegaskan Koperasi Tak Bisa Lagi Rampok Uang Anggota Gunakan Modus Pailit

Menkop UKM Teten Masduki.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyatakan, saat ini koperasi simpan pinjam (KSP) tidak lagi bisa ‘merampok uang’ anggotanya dengan menggunakan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dan pailit.

Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

Teten mengatakan, pihaknya menarik banyak pelajaran atas delapan KSP yang berstatus PKPU. Sebab kedelapan KSP itu telah menyebabkan kerugian sebesar Rp 26 triliun.

Dia menjelaskan, saat ini Mahkamah Agung (MA) sudah mengeluarkan Surat Edaran MA Nomor 1 Tahun 2022. Di mana dijelaskan permohonan pailit hanya bisa dikeluarkan oleh Kementerian UKM.

Tumbuh 11,7 Persen, BCA Bukukan Laba Bersih Rp 12,9 Triliun Kuartal I-2024

"Lewat Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2022 ini sudah disebutkan bahwa permohonan pernyataan pailit, dan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang PKPU terhadap koperasi ini. Hanya bisa dilakukan oleh menteri yang membidangi pemerintahan dibidang koperasi," kata Teten dalam Refleksi 2022 dan Outlook 2023 KemenKop UKM, Senin, 26 Desember 2022.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/hp.
Kementan Dorong Pembentukan Koperasi Guna Bantu Petani Banyuasin Kembangkan Usaha

Teten menegaskan, jika nantinya terdapat pengurus koperasi yang nakal serta merampok uang dari anggotanya melalui SE MA itu, maka koperasi tidak dapat lagi melakukan modus PKPU.

"Sekali lagi pengurus koperasi yang nakal tidak bisa lagi menggunakan mekanisme PKPU dan kepailitan untuk merampok uang anggota. Ini saya kira suatu hal yang luar biasa dan juga tidak mudah," jelasnya.

Adapun untuk kedelapan KSP bermasalah tersebut di antaranya, KSP Sejahtera Bersama, KSP Indosurya, KSP Pracico Inti Sejahtera, KSPPS Pracico Inti Utama, KSP Intidana, Koperasi Jasa Wahana Berkah Sentosa, KSP Lima Garuda, KSP Timur Pertama Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya