Oversupply Listrik di RI Capai 40 Persen, Pemerintah Lobi Swasta Tunda Operasi Pembangkit

Petugas PLN saat mengalirkan listrik.
Petugas PLN saat mengalirkan listrik.
Sumber :
  • VIVA/Aman Hasibuan

VIVA Bisnis – Kondisi kelebihan listrik atau oversupply yang terjadi di Indonesia saat ini mencapai angka 40 persen atau sebesar 6 Gigawatt (GW). Hal itu diungkapkan Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana.

Dia menjelaskan, kondisi oversupply itu memang berbeda-beda di masing-masing wilayah, dan tentunya akan sering berubah seiring daya yang masuk dari tiap-tiap pembangkit yang ada.

"Tapi (kelebihan dayanya) secara menyeluruh itu berkisar di angka 40 persen, yakni sebesar 6 Gigawatt" kata Dadan dalam konferensi pers di kantornya, Selasa, 31 Januari 2023.

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Dadan Kusdiana.

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Dadan Kusdiana.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Sejumlah cara dan upaya masih terus dilakukan oleh pemerintah, guna menekan kondisi kelebihan daya atau oversupply listrik tersebut. Dadan mengatakan, salah satunya yakni melalui upaya lobi terhadap Independen Power Producer (IPP) atau produsen listrik swasta, untuk menunda Commercial Operation Date (COD) pembangkit listrik mereka.

"Jadi itu (penundaan COD pembangkit listrik milik swasta) sudah dilakukan, sehingga pembangkit yang masuk tahun ini, itu seharusnya sudah masuk di tahun sebelumnya. Karena ini pakai skema 'take or pay', maka mau dipakai atau tidak, listriknya tetap dibeli," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menjelaskan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan PLN bisa sampai mengalami oversupply listrik tersebut. Salah satunya karena sejumlah PLTU bakal segera beroperasi dalam waktu dekat, dengan kapasitas yang sangat besar.

Halaman Selanjutnya
img_title