Kawinkan Lithium dan Nikel untuk Kendaraan Listrik, Kadin Gandeng Pemerintah Australia Barat

Kadin Indonesia teken MoU dengan Pemerintah Australia Barat.
Sumber :
  • Dok. Kadin Indonesia

VIVA Bisnis – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Australia Barat. Kesepakatan ini guna mengeksplorasi peluang kemitraan dalam mineral kritis untuk industri baterai dan kendaraan listrik (EV) yang saat ini tengah berkembang pesat.

PLN Sebut Tak Semua Tiang Listrik Bisa Dijadikan SPKLU Kendaraan Listrik, Ini Alasannya

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid menjelaskan, kemitraan dengan Australia Barat ini dapat membuka peluang besar di sektor kendaraan listrik, karena kedua negara memiliki kekayaan mineral melimpah yang sangat dicari untuk memproduksi baterai EV.

"Australia sebagai pemasok utama lithium dan Indonesia sebagai produsen terbesar nikel di dunia, dapat saling melengkapi untuk mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan dalam produksi baterai EV tersebut," kata Arsjad dalam keterangannya, Selasa, 21 Februari 2023.

PLN Bakal Sulap 2.000 Tiang Listrik Jadi SPKLU Kendaraan Listrik

Aktivitas pertambangan di Maluku Utara yang melakukan ekspor bijih nikel.

Photo :
  • ANTARA Foto/Abdul Fatah

Dia menambahkan, sinergi kedua negara dalam pengembangan industri baterai, akan meningkatkan daya saing Indonesia dalam pasar global sekaligus menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat Indonesia.

Dukung Stabilitas Politik, Kadin Indonesia Hormati Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

"Kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk bersama-sama mengembangkan pabrik manufaktur baterai di Indonesia, dengan memanfaatkan lithium Australia dan investasi yang menguntungkan, sehingga dapat merealisasikan potensi cadangan nikel Indonesia dan tenaga kerja yang melimpah," ujar Arsjad.

Dia meyakini, kemitraan strategis antara Kadin Indonesia dan Pemerintah Australia Barat ini merupakan tonggak penting, untuk mewujudkan ambisi membangun 'pusat produksi' atau kekuatan utama pada industri kendaraan listrik.

"Kami sangat antusias bekerja sama dengan Pemerintah Australia Barat, untuk mencapai tujuan bersama dan mengeksplorasi peluang pengembangan industri mineral kritis dan baterai yang memiliki nilai tambah," ujarnya.

Diketahui, MoU ini mencakup upaya mempromosikan investasi dan kerja sama untuk kepentingan bersama antara Australia Barat dan Indonesia. Terutama dalam mengoptimalkan peluang untuk mengembangkan mineral kritis dan industri baterai, dengan nilai tambah yang tinggi.

Australia Barat dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama di sektor sumber daya, dengan beberapa perusahaan tambang Indonesia yang beroperasi di Australia Barat dan perusahaan-perusahaan Australia Barat yang berinvestasi di sektor pertambangan Indonesia.

Dalam kerja sama ini, Kadin Indonesia dan Pemerintah Australia Barat akan menjalin kemitraan industri dalam rantai pasok mineral penting di kedua wilayah, serta berbagi informasi tentang pembaruan hukum atau peraturan. MoU ini diharapkan dapat mempercepat kerja sama, dan merangsang pengembangan industri baterai dan EV secara global.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya