Menko Airlangga Tegaskan Ekonomi RI Tumbuh 5,03 Persen Tandanya Solid

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis  – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, kondisi perekonomian nasional sampai kuartal I-2023 ini masih sangat kuat, karena mampu tumbuh hingga mencapai 5,03 persen.

Kemenko Ekonomi Ungkap KUR 2024 Telah Tersalur ke 149.602 Debitur hingga April

Artinya, Airlangga menegaskan bahwa dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 lalu, setidaknya telah terjadi peningkatan sebesar 0,01 persen.

"Di kuartal I-2023 pertumbuhan ekonomi kita masih tumbuh kuat yaitu 5,03 persen, dan tumbuh ini dibandingkan tahun lalu juga ada peningkatan 0,01 persen," kata Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 5 Mei 2023.

Mentari Assessment Gandeng OxfordAQA Dorong Kemajuan Pendidikan Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 3 Mei 2023. (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga

"Dan patut dicatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam enam kuartal berturut-turut berada di atas 5 persen, sehingga ini menunjukkan bahwa ekonomi kita solid," ujarnya.

Airlangga Optimis Pemerintah Bisa Capai Visi Indonesia Emas 2045

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi ini, Airlangga juga menyampaikan bahwa telah terjadi penurunan angka pengangguran secara nasional hingga sebesar 0,41 juta orang. Dari sebelumnya 8,4 juta orang pada Februari 2022,  menjadi 7,9 juta orang pada Februari 2023. 

Selain itu, dari sisi demand, Airlangga mengatakan bahwa seluruh komponen pengeluaran juga mengalami pertumbuhan positif. Kinerja ekspor tercatat tumbuh 11,68 persen secara year-on-year (yoy), konsumsi rumah tangga tumbuh 4,54 persen (yoy), dan daya beli PMTB tumbuh 2,11 (yoy).

"Dan pemerintah juga kembali tumbuh di 3,9 persen dan sukses. Artinya, pertumbuhan serapan anggaran relatif baik," kata Airlangga.

Airlangga Hartarto.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Dia memastikan, capaian pertumbuhan ekonomi yang mampu dicapai Indonesia sampai saat ini, masih sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi global yang menurutnya masih sangat berat. Hal itu antara lain akibat dampak inflasi yang relatif masih tinggi.

"Kemudian yang kedua, tentunya harga komoditas terus melemah dan ekonomi global cenderung untuk mengalami risiko perlambatan. Kita ketahui Amerika masih meningkatkan tingkat suku bunga dan bentuk geopolitik belum berakhir. Diketahui, baru-baru ini juga NATO akan membuat perwakilan di Jepang karena adanya ekskalasi politik geopolitik di Indo-Pacific yang meningkat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya