Digitalisasi Melesat, BI: Indonesia Akan Jadi Pusat Pertumbuhan ASEAN

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan pusat pertumbuhan atau epicentrum of growth di ASEAN. Hal itu diungkapkan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti.

Forum Investor di Abu Dhabi, Menteri Sandiaga Beberkan Keuntungan Investrasi Parekraf di Indonesia

Sebab, lanjut Destry, saat ini Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan digitalisasi cepat, dan menduduki posisi keenam dunia dengan jumlah startup terbanyak.

Destry mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar dalam perkembangan ekonomi dan keuangan digital. Diprediksi, pada 2025 ukuran ekonomi dan keuangan digital RI mencapai US$130 miliar dan 2030 sebesar US$ 315 miliar.

Indonesia Sends Representatives to 2024 Parkour World Cup in France

"Kalau mau jujur, kita akui bahwa kenapa ekonomi dan keuangan digital bisa berkembang dengan peset di Indonesia karena Covid. Jadi Covid membuat kita semua melek dengan ekonomi dan keuangan digital," kata Destry dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), Rabu, 10 Mei 2023.

Ilustrasi perusahaan rintisan atau startup

Photo :
  • Freepik
AirAsia Indonesia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun pada Tahun 2023

Menurutnya, pesatnya perkembangan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia. Menjadikan RI sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak.

"Indonesia saat ini kita tercatat menjadi negara dengan startup di ekonomi dan keuangan digital terbanyak nomor enam di dunia, atau terbanyak di ASEAN. Jadi jangan heran kalau Indonesia jadi epicentrum of growth untuk ASEAN," jelasnya.

Ilustrasi pembayaran QRIS

Photo :
  • qris.id

Destry mengatakan, Indonesia juga menjadi negara dengan jumlah potensi dan pasar terbesar pada ekonomi dan keuangan digital.

"Untuk itu di BI, blessing in this case adalah 2019 kami menginisiasi dalam blue print sistem pembayaran menggunakan QRIS. Per bulan April kemarin merchant menggunakan QRIS 25,4 juta merchant," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya