Industri Hulu Migas Bidik Pendapatan Kotor Rp 560 Triliun pada 2023

Ilustrasi blok migas.
Sumber :
  • dokumentasi pertamina

Jakarta – Industri hulu migas disebut masih memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2023, pendapatan kotor (gross revenue) industri hulu migas ditargetkan mencapai Rp 560 triliun, dengan total bagian negara sebesar Rp 238 triliun. 

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Deputi Dukungan Bisnis Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Satwiko mengatakan, saat ini industri hulu migas menjadi penyedia lapangan kerja bagi 150 ribu tenaga kerja, di mana sekitar 20 ribu pekerja merupakan karyawan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Sekitar 130 ribu pekerja lainnya tersebar di berbagai sektor industri penunjang hulu migas nasional.

Hingga kuartal-I 2023, nilai pengadaan industri hulu migas mencapai US$1,9 miliar atau setara Rp 28,5 triliun, dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 59,8 persen, senilai sekitar Rp 15 triliun. 

Masa RAFI 2024, Konsumsi Avtur Naik 10%

“Di sini kita bisa lihat bahwa industri ini memiliki multiplier effect yang cukup besar. Berdasarkan studi Refominer, setiap 1 dollar yang dibelanjakan akan berdampak 1,5 kali terhadap industri hulu dan berdampak 3,9 kali terhadap industri hilir,” ujar Rudi saat membuka Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), di Kota Batam, dikutip dalam keterangan tertulis, Senin, 17 Juli 2023.

Ilustrasi industri hulu migas RI (anjungan lepas pantai/offshore platform)

Photo :
  • Dok. Pertamina
Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

Dia menekankan, peningkatan Kapasitas Nasional, yang dimulai dari peningkatan kapasitas daerah dan lokal telah menjadi bagian dari upaya transformasi industri hulu migas nasional. 

“Pada kesempatan ini, kami kembali mengajak keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah untuk bekerja sama meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar dapat diserap oleh industri hulu migas, baik nasional maupun internasional.

Merespons ajakan ini, Gubernur Riau, Syamsuar yang hadir di forum menyatakan dukungan. “Kami mengapresiasi kegiatan Forum Kapasitas Nasional yang salah satunya diniatkan untuk membangun SDM daerah. Upaya seperti ini memang sangat dibutuhkan, supaya warga lokal tidak menjadi penonton di rumahnya sendiri ketika eksplorasi dan eksploitasi di Riau semakin masif,” imbuhnya.

Menurut Syamsuar, sejak beberapa tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Riau fokus mengembangkan pendidikan vokasi sekolah menengah dan perguruan tinggi, dengan menggandeng berbagai institusi, termasuk perusahaan KKKS. 

Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad yang  juga menghadiri Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 menyampaikan kesiapan pemerintah daerah Kepri untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kemampuan SDM untuk mendukung aktivitas hulu migas. 

“Kami, sesuai dengan kapasitas dan fungsi di daerah, mendukung upaya pemerintah, dalam hal ini SKK Migas, untuk mempercepat pencapaian target produksi," katanya. 

Sejumlah akademisi di Provinsi Riau ikut ambil bagian di forum ini. Bahkan Universitas Islam Riau punya booth sendiri, yang memamerkan pengalaman dan kerja sama penelitian dengan perusahaan-perusahaan KKKS seperti PT Pertamina Hulu Rokan, PT SPR Langgak, PT Riau Petroleum, serta lainnya. Penelitian yang pernah dilakukan adalah studi GGR (Geology, Geophysic and Reservoir) di WK Siak, Lapangan Langgak, WK Kampar, dan WK Rokan, juga studi screening EOR (2017 -2018), studi lanjutan screening EOR (2020 - 2022). 

Vice President SKK Migas, Erwin Suryadi yang juga merupakan Ketua Umum Forum Kapnas III Tahun 2023 mengatakan, melalui Forum Kapasitas Nasional, SKK Migas dan KKKS berkomitmen untuk terus memperkuat peran para pelaku usaha dan SDM daerah dalam aktivitas hulu migas di Tanah Air. 

“Peran teman-teman di daerah perlu diperkuat untuk mendukung visi produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari di tahun 2030. Di sisi lain, kami juga terus mempromosikan kemampuan pabrikan dalam negeri dan UMKM di berbagai event dalam dan luar negeri,” jelasnya.  

Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Wilayah Sumbagut di Kota Batam diikuti oleh 13 perusahaan KKKS, 33 pabrikan dan perusahaan penyedia barang dan jasa, serta 13 UMKM unggulan binaan SKK Migas dan KKKS. Khusus UMKM, mereka memamerkan berbagai jenis produk unggulan seperti makanan olahan, hasil kerajinan tangan, fashion, serta obat-obatan herbal.

Di ajang itu, panitia penyelenggara mengumumkan 7 UMKM terbaik dari 7 kategori. UMKM dengan produk inovasi terbaik diraih LAPI Universitas Islam Riau, binaan PT SPR Langgak. Novia Rita dari LAPI Universitas Islam Riau mengatakan, industri migas sangat cepat perkembangannya di bandingkan dunia kampus. Dukungan PT SPR Langgak yang menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan atau universitas lokal membuka peluang lembaga pendidikan untuk terlibat langsung dalam penerapan ilmu dan pengetahuan di lapangan.

UMKM dengan predikat produk peduli lingkungan dan masyarakat  terbaik diraih Galeri Ajang Lambe, binaan Pertamina EP Rantau. UMKM dengan penjualan terbanyak di marketplace (Tokopedia) diraih kelompok Ulie Oleh-oleh Kampar, binaan Texcal Energi Mahato.

Graha Fish Pratama, binaan Pertamina Hulu Rokan meraih predikat UMKM dengan jaringan penjualan terluas. KUB Sedesakaya binaan PT Bumi Siak Pusako terpilih sebagai UMKM dengan desain booth terbaik. Yayasan Kute Siantan Peduli binaan Harbour Energi terpilih sebagai UMKM dengan video profil terbaik. UMKM Seroja Langgam dan B@ngkit.com binaan EMP terpilih sebagai UMKM dengan varian produk terbanyak. 

Mewakili PT Energi Mega Persada yang berkontribusi dalam pengembangan kelompok Seroja Langgam, Arif Hidayatullah mengaku bangga dengan capaian ini.

“Tentu ini jadi penyemangat kami untuk meningkatkan mutu produk. UMKM Seroja akan berupaya menampilkan keunggulan lokal yang berdampak pada meningkatnya ekonomi masyarakat,” katanya.

Hery Lutfi dari Harbour Energy yang bermitra dengan Yayasan Kute Siantan Peduli mengatakan, penghargaan ini menjadi pemicu bagi UMKM untuk berinovasi dan memanfaatkan sumber daya lokal sebagai penopang ekonomi masyarakat. 

“Kami akan terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan, dan mendorong pelaku UMKM mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya