Rakyat RI Ambil Kredit Baru Meningkat di Kuartal II, Menurut Survei BI

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melalui surveinya memperkirakan, penyaluran kredit baru pada kuartal II-2023 meningkat. Hal itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 94,0 persen.

Pilgub Jateng 2024, Survei: Elektabilitas Sudaryono Moncer Dinggap Bisa Bawa Perubahan

Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengatakan, untuk pertumbuhan kredit baru tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit. Kecuali kredit investasi yang sedikit lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya.

"Hasil survei perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada kuartal II-2023 meningkat. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 94,0 persen," kata Erwin dalam keterangannya Kamis, 20 Juli 2023.

Bank Mandiri Selektif Cairkan Paylater, Ini Pertimbangannya

Ilustrasi kredit

Photo :
  • duitpintar.com

Erwin menuturkan, pada kuartal III-2023 penyaluran kredit diperkirakan akan tetap terjaga tumbuh positif. Hal itu terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 86,3 persen.

BI Catat Modal Asing Kabur dari RI Pekan Keempat April Capai Rp 2,47 Triliun

"Standar penyaluran kredit pada kuartal III-2023 diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,1 persen," jelasnya,

Erwin mengatakan, dalam hal ini kebijakan penyaluran kredit diperkirakan akan lebih ketat, antara lain pada suku bunga kredit dan premi kredit berisiko.

Melalui survei itu, kata Erwin, menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memperkirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 10,9 persen secara year on year (yoy). Angka itu tumbuh positif meski tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,4 persen yoy.

"Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya