Nestapa Nelayan di Pelosok Kaltim, Harga BBM Tembus Rp20.000

Harga BBM mahal dialami Nelayan di Kalimantan Timur
Sumber :
  • Jhovanda

Samarinda - Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, dan Solar eceran di pelosok Kabupaten Kutai Barat (Kubar) terus meroket. Selain mahal, BBM tersebut juga sulit diperoleh. Harga Pertalite tembus hingga Rp18.000 per liter, Pertamax mencapai Rp20.000 per liter dan solar dihargai hingga Rp10.000 per liter.

Daftar Harga Pajero Sport Bekas dan Pajak Tahunannya

Hal itu diungkapkan Herba warga Pulau Lanting, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kubar. Menurutnya harga BBM yang tak wajar di pelosok Kubar sudah berlangsung puluhan tahun. Hal itu berdampak bagi warga Pulau Lanting yang mayoritas adalah nelayan.

“Kita di Pulau Lanting ini semua nelayan. Kami sudah kesulitan melaut, karena harga BBM yang tidak normal begini. Mahal dan sulit didapat,” katanya (3/8/2023).

Terpopuler: Harga Bekas dan Pajak Tahunan Avanza Veloz, 2 Mobil Keren Mazda di China

Dijelaskan dia, pasca kenaikan BBM di tahun 2022, ekonomi nelayan di Pulau Lanting morat-marit. Penjualan ikan nyaris tidak pernah untung. Aktivitas mencari ikan tidak bisa dilakukan tiap hari, karena mereka mengirit bahan bakar.

Harga BBM mahal dialami Nelayan di Kalimantan Timur

Photo :
  • Jhovanda
Kabar Gembira Ini untuk Penggemar BTS dan Kopi

“Kami tidak bisa melaut tiap hari, karena mengirit BBM. Kalau bahan bakar habis, mau tidak mau kami mencari pasokan dulu, baru bisa melaut lagi,” jelasnya.

Untuk mendapat BBM, mereka harus mengantre di pangkalan. Namun, jika di pangkalan kosong, mereka terpaksa mencari BBM hingga ke kabupaten tetangga.

“Kami dekat dengan desa Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Kalau tidak ada di Kubar, kami cari sampe Kukar. Mau tidak mau dibayar aja walau harganya mahal,” jelasnya.

Pihaknya sudah berulang kali mengeluhkan kondisi itu pada pemerintah setempat. Namun hingga kini belum ada solusi yang diberikan. “Sudah tahunan kami ini mengeluh, tapi hingga sekarang tidak ada solusi untuk kami ini. Kalau tidak melaut, Asap dapur tidak mengepul,” sebutnya.

Hal senada diungkapkan Ramli, warga Desa Pulau Harapan, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kukar. BBM di desa-desa di pelosok Kaltim memang mahal dan sulit didapat. Di Muara Muntai, katanya, harga pertalite mencapai Rp15.000.

“Di sini harganya Rp15.000, itu pun sulit dicari. Sangat berdampak pada kami, mata pencarian kami hanya menjadi nelayan ini saja,” ujarnya,

Dia berharap segera ada solusi dari pemerintah dan Pertamina. Sebab, jika tidak ada jalan keluar, para nelayan terancam tidak melaut lagi selamanya. “Ya kalau kondisinya begini terus, kami pasti tidak mencari ikan lagi. Karena selalu rugi dan kesulitan mendapatkan BBM,” sebutnya.

Sementara itu, Area Manager Communications, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra menjelaskan peran Pertamina adalah lembaga penyalur melalui sarana penyalur resmi seperti SPBU nelayan. Pihaknya mendukung pemerintah setempat untuk membuka Lembaga penyalur BBM.

“Untuk di pelosok tentunya kami akan mendukung pemerintah setempat jika akan membuka lembaga penyalur BBM di sana,” sebutnya.

Saat ini, kata dia, di pelosok Kaltim masih kekurangan lembaga-lembaga penyalur BBM yang resmi. Hal itu menyulitkan masyarakat dan mengundang kenaikan harga di tingkat pengecer.

“Yang jadi kendala adalah masih kurangnya lembaga-lembaga penyalur yang tersedia di lokasi-lokasi pelosok, sehingga nelayan harus menempuh jarak jauh untuk mendapat BBM. Toh kalaupun ada biasanya melalui pengecer yang harganya lebih mahal,” pungkasnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya