Pemuda Asal Boyolali Sukses Tekuni Usaha Produksi Gamelan

Lilik Dwi Fajar Riyanto produksi alat musik gamelan Boyolali
Sumber :
  • Dok Lilik Dwi Fajar Riyanto

Bali – Berawal ikut kerja dengan orang tua angkat yang merupakan seorang pengrajin gamelan, pemuda (32) dari Boyolali Lilik Dwi Fajar Riyanto mendulang kesuksesan dalam bidang kewirausahaan dan pelestarian alat musik tradisional gamelan.

Smelter Freeport di Gresik Mulai Produksi Agustus 2024 dengan Kapasitas 50 Persen

Di usianya yang relatif muda, pria ini sukses membangun usaha produksi gamelan yang ia rintis sejak 2018.

"Sejak 2018 ketika orang tua angkat saya tidak ada saya merasa sayang jika ilmu ini berhenti sampai saat itu saja. Akhirnya sejak 2018 akhir mulai merintis usaha sendiri," jelas pemilik usaha Gamelan, Lilik Dwi Fajar Riyanto saat dikonfirmasi melalui WhatsApp pribadinya, Senin, 16 Oktober 2023.

Honda Bakal Jor-joran Produksi Motor Listrik Tahun Ini

Lilik Dwi Fajar Riyanto pembuat alat musik gamelan Boyolali

Photo :
  • Dok Lilik Dwi Fajar Riyanto

Dengan kegigihan yang ia tekuni, Fajar berhasil memproduksi jenis gamelan berbahan besi, kuningan dan perunggu.

Ini Dia Bagaimana Pencetakan 3D Bisa Membantu Banyak Bisnis Indonesia

Sesuai dengan instrumennya gamelan yang diproduksi meliputi Gong Kempul, Gong suwuk, Gong Laras Nem, Bonang Barung, Bonang Penerus, Kenong, Kethuk Kempyang, Slenthem, Gender, Demung, Saron, Peking, Gambang, dan Suling.

Bahan gamelan  plat besi, plat kuningan dan perunggu didatangkan dari pemasok, ada juga dari Tumang Boyolali dan untuk perunggu kata Fajar sudah ada penyuplai khusus.

Waktu proses pembuatan kata Fajar juga sangat bervariasi tergantung dari bahan gamelan itu sendiri.

"Waktu proses pembuatan gamelan besi 1 set memakan  waktu maksimal 1 bulan. Kuningan 1,5 bulan dan perunggu 1 set menghabiskan waktu 2 bulan," jelasnya.

Lilik Dwi Fajar Riyanto produksi alat musik gamelan Boyolali

Photo :
  • Dok Lilik Dwi Fajar Riyanto

Pemasaran untuk usaha produksi gamelan yang ia jalankan selain memenuhi kebutuhan dinas-dinas pemerintah seperti dinas pendidikan dan perseorangan,  juga telah merambah konsumen mancanegara, antara lain Malaysia, Singapura, Jepang dan New Zealand.

Di balik kesuksesan Fajar dalam usahanya memproduksi gamelan, yang bisa menghasilkan omset 12 hingga 15 set dalam setahun, 8 orang diberdayakan sebagai karyawan pokok untuk SDM. Akan tetapi pada saat musim pengadaan proyek atau over pekerjaan, Fajar akan memberdayakan pekerja hingga puluhan orang.

"Yang kami rekrut adalah anak-anak muda dengan lulusan sekolah tidak terlalu tinggi, sehingga kita sambil memberikan ilmu kerajinan untuk mereka," ungkapnya.

Sementara itu, alasan Fajar menekuni usaha produksi gamelan menurutnya di era modern alat musik tradisional tidak boleh dilupakan. Gamelan harus tetap dilestarikan karena merupakan warisan budaya leluhur.

"Ibaratnya begini kalau misal negara tetangga yang ngeklaim kesenian kita, kita hanya bisa demo dan sebagaianya. Akan tetapi pada implementasinya kita tidak ada upaya untuk melestarikan. Dari situlah saya sadar bagaimana pentingnya untuk melestarikan kesenian atau alat musik tradisional," kata Fajar.

Lilik Dwi Fajar Riyanto produksi alat musik gamelan Boyolali

Photo :
  • Dok Lilik Dwi Fajar Riyanto

Ia berharap alat musik tradisional seperti gamelan akan terus maju dan berinovasi dan dijaga kelestariannya oleh semua kalangan.

Atas kegigihannya dalam membangun usaha dan melestarikan alat musik tradisional, Lilik Dwi Fajar Riyanto menerima SATU Indonesia Award 2021 dari Astra, bidang kewirausahaan dengan judul kegiatan Pemuda Pelestari Alat Musik Gamelan di Boyolali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya