Rupiah Menguat Pagi Ini Dipicu Positifnya Aset Berisiko

Rupiah melemah terhadap dolar AS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa

Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Jumat pagi, 3 November 2023. Rupiah menguat sebesar 72 poin atau 0,45 persen ke posisi Rp 15.783 per dolar AS. 

Hubungan Israel-Arab Saudi Alot, Menlu AS Temui Pangeran MBS

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.861 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan, nilai tukar rupiah berpotensi menguat pada hari ini. Hal ini seiring dengan minat pasar terhadap aset berisiko terlihat positif pagi ini. 

Potensi Besar Ekspor Seafood RI, Aruna Pede Bidik Pasar Global

"Indeks saham Asia bergerak naik pagi ini mengikuti kenaikan Indeks saham AS dan Eropa semalam. Hal ini bisa mendukung penguatan rupiah sebagai risk asset terhadap dolar AS hari ini," kata Ariston kepada VIVA Bisnis Jumat, 3 November 2023.

ilustrasi uang dolar

Photo :
  • vstory
Sri Mulyani Ungkap Mood dan Fokus Para Pembuat Kebijakan Keuangan Global Lagi Begini

Ariston menuturkan, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang masih menurun juga memberikan dukungan untuk penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Kemudian yield tenor 10 tahun sudah berada di kisaran 4,66 persen dari sebelumnya bergerak di atas 4,7 persen. 

"Dengan hasil yang tidak terlalu hawkish dan  tidak adanya hal baru dari rapat kebijakan moneter AS yang terakhir, pasar kembali masuk ke aset berisiko untuk sementara. Mengapa sementara? Karena the Fed tidak mengesampingkan kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuannya lagi," ujarnya. 

Ariston menjelaskan, untuk inflasi AS masih belum turun ke target 2 persen dan ekonomi AS terlihat masih solid. Pun, data pesanan pabrik AS bulan September yang dirilis mengalami kenaikan 2,8 persen, atau lebih bagus dari kenaikan bulan sebelumnya 1,0 persen.

Ilustrasi hegemoni dolar AS

Photo :
  • vstory

"Jadi sentimen kenaikan suku bunga atau suku bunga tinggi bisa kembali membayangi pasar keuangan. Belum lagi konflik yang masih berlangsung di Palestina dan Ukraina. Ini bisa mendorong pelaku pasar masuk lagi ke aset dolar AS," ujarnya. 

Dia melanjutkan, malam ini Pemerintah AS akan merilis data penting yaitu sekumpulan data tenaga kerja seperti Non Farm Payrolls, tingkat pengangguran dan tingkat upah per jam. Sehingga pasar kemungkinan akan mengantisipasi sebelum data dirilis yang bisa menahan pelemahan dolar AS.

Adapun mata uang rupiah terhadap dolar AS hari ini berpotensi menguat ke arah Rp 15.800-Rp 15.830. Sedangkan potensi resisten di kisaran Rp 15.900.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya