Minta Vale Kasih Harga Divestasi Saham Murah, Erick Thohir Ancam Ciutkan Lahan Tambang

PT Vale Indonesia
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga Menko Marves Ad Interim Erick Thohir mengatakan, kepastian soal harga divestasi saham PT Vale Indonesia sampai saat ini memang masih dalam tahap negosiasi. Meskipun, sudah ada kesepakatan bahwa divestasi 14 persen kepada holding BUMN tambang MIND ID.

Erick Thohir Beberkan 'Kunci Sukses' Timnas Indonesia ke Media Asing

Erick pun menegaskan kepada pemegang saham PT Vale Indonesia, untuk bisa memberikan harga divestasi saham semurah-murahnya. 

"Kita masih negosiasi (harga sahamnya). Karena kita maunya negosiasi sampai ke harga semurah-murahnya," kata Erick di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa, 21 November 2023.

Erick Thohir : Satu Game Lagi Sudah Kunci ke Olimpiade, Kalau Dua Game Kita Juaranya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim sekaligus Menteri BUMN, Erick Thohir.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Namun, apabila nantinya Vale tidak juga memberikan harga saham yang murah dalam divestasi tersebut, Erick mengancam akan melakukan relinquish atau penciutan lahan tambang Vale Indonesia.

Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru

"Enggak bisa (kalau Vale minta harga premium). Kalau begitu kita akan relinquish sebagian (lahan tambang) punya mereka yang enggak sesuai komitmen," ujar Erick.

Dia tak membantah bahwa negosiasi harga saham Vale memang agak alot. Namun, Dia menegaskan bahwa hal itu bukan berarti negosiasi tidak berjalan, karena kesepakatan awal pelepasan saham 14 persen pun sudah ditandatangani sebagai bukti progresnya.

"Makanya kan saya bilang, negosiasi alot bukan berarti enggak jadi. MoU kita jalankan kok itu 14 persen sepakat. Tapi valuasi harus dengan baik dong, kan ini pertanggungjawaban kita," ujarnya.

Diketahui, wacana soal penciutan lahan Vale Indonesia ini sebelumnya sempat disebutkan oleh Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, hal itu diutarakannya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, pada Rabu, 30 Agustus 2023 lalu. Dia berpendapat, Vale telah gagal memenuhi kewajiban investasi yang tercantum dalam Kontrak Karya yang bakal berakhir pada Desember 2025.

Sejumlah komitmen tersebut yakni meningkatkan produksi nickel matte 25 persen pada Proyek Sorowako dari rata-rata produksi aktual 2009-2013, investasi pembangunan kapasitas dryer & klin yang berubah menjadi investasi smelter high pressure acid leaching (HPAL).

Selain itu, ada dua komitmen investasi Vale pada amandemen Kontrak Karya 2014 yang belakangan berubah di ujung masa konsesi, seperti fasilitas HPAL dengan Sumito dan pengembangan proyek Bahodopi pada KK 2014 juga tidak menunjukkan kemajuan signifikan dari sisi keekonomian dan kelayakan bisnis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya