KCIC Kasih Bukti Bantah Kereta Cepat Whoosh Sepi Peminat

Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Halim
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menegaskan okupansi Kereta Cepat Whoosh masih stabil di atas 60 persen dan minat masyarakat menggunakan Whoosh tetap positif. Hal itu ditegaskan terkait heboh isu yang menyebutkan perjalanan Whoosh sepi penumpang.

Kapal KM Bukit Raya Terbakar, Ribuan Calon Penumpang Gagal Berangkat ke Surabaya

Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengungkapkan, berdasarkan data penjualan, sejak dioperasikan secara komersial pada 17 Oktober 2023 sampai dengan 1 Februari 2024, Whoosh telah beroperasi secara resmi selama 107 hari dengan tiket berbayar.

"Bahkan jika melihat okupansi pada setiap keberangkatan kereta Whoosh pada Sabtu, 3 Februari 2024 sejumlah jadwal kereta di pagi hari okupansi mencapai hingga 98 persen per kereta," kata dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Minggu, 4 Februari 2023.

Heru Budi Kunker ke Jepang, Harap Proyek MRT East-West Groundbreaking Agustus

Dia menjabarkan, pada kurun waktu 107 hari beroperasi terdapat 1.578.099 tiket yang terjual dari total ketersediaan tempat duduk sebanyak 2.286.805. Berdasarkan data tersebut maka secara keseluruhan rata-rata okupansi Whoosh mencapai 69 persen per hari.

Kereta Cepat Whoosh (dok. KCIC)

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
INACA Tak Setuju Iuran Pariwisata Masuk Dalam Komponen Tiket Pesawat, Ini Alasannya

"Dari data volume penumpang tersebut, KCIC melihat antusias masyarakat sejak awal beroperasi hingga saat ini terus positif untuk menggunakan Whoosh sebagai moda transportasi publik pilihan," ujar Eva.

KCIC juga menambah jumlah perjalanan Whoosh yang awalnya hanya 14 perjalanan perhari, hingga saat ini menjadi 40 perjalanan perhari untuk dapat mengakomodir masyarakat yang akan beraktivitas di wilayah Jakarta-Bandung.

"Melalui penambahan jumlah perjalanan tersebut, kapasitas angkut bertambah dan pilihan jadwal menjadi lebih banyak sehingga diharapkan dapat terus menarik minta masyarakat untuk menggunakan kereta Whoosh," ucap Eva.

KCIC pun mengapresiasi seluruh masyarakat yang telah menggunakan transportasi publik Kereta Cepat Whoosh, mengingat salah satu tujuan dari kereta Whoosh, yakni memindahkan para pengguna transportasi pribadi agar dapat beralih ke transportasi publik yang ramah lingkungan dengan waktu yang lebih efisien.

Strategi lainnya untuk terus meningkatkan minat masyarakat agar menggunakan transportasi publik, yaitu KCIC saat ini juga mulai menerapkan tarif dinamis atau dinamic pricing pada perjalanan Whoosh.

Whoosh

Photo :
  • VIVA.co.id/Arianti Widya

"Penerapan dynamic pricing atau tarif dinamis sendiri sudah dipublikasikan sejak awal kereta Whoosh resmi berbayar di Oktober 2023. Ini juga menjadi salah satu strategi yang telah diprogramkan sejak awal untuk terus meningkatkan volume penumpang seiring dengan program peningkatan kapasitas angkut sehingga penerapan dynamic pricing ini bukan dilakukan karena perjalanan kereta Whoosh sepi penumpang," tuturnya.

Dynamic pricing ialah penentuan harga yang dilakukan tergantung demand dari penumpang. Penerapan dynamic pricing sendiri sudah dilakukan secara bertahap pada layanan Whoosh sejak Desember 2023, di mana awalnya tarifnya dibedakan antara hari kerja dan akhir pekan.

"Saat ini, skema baru penerapan dynamic pricing menjadi lebih fleksibel, di mana faktornya menjadi berdasarkan jam sibuk atau jam non-sibuk, momen liburan atau non-liburan atau hari kerja ataupun akhir pekan," kata Eva.

Dengan skema baru dynamic pricing tersebut, KCIC menyebut harga tiket juga lebih beragam, mulai dari Rp150.000, Rp175.000, Rp200.000, Rp225.000 hingga Rp250.000 untuk kelas premium ekonomi tergantung waktu keberangkatan Whoosh.

"Penerapan skema dynamic pricing ini memungkinkan penumpang mendapatkan tiket Whoosh dengan harga yang lebih hemat bila melakukan perjalanan di waktu tertentu," ujar Eva.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya