Ekonom UI: Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Lebih Rendah dari SBY, tapi di Atas Megawati

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM UI) membandingkan kinerja perekonomian di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Megawati Soekarnoputri.

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Ekonom Makro ekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, melalui Analisis Makroekonomi Indonesia Economic Outlook menyebutkan bahwa ekonomi RI tercatat tumbuh lebih rendah bila dibandingkan dengan periode Presiden SBY.

"Meskipun ekonomi Indonesia tumbuh lebih cepat dibandingkan pada masa Presiden Megawati. Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan periode Presiden SBY di kedua periode pemerintahannya," ujar Riefky dikutip Selasa, 6 Februari 2024.

Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,17 Persen

SBY dan Megawati mengikuti acara pelantikan Jokowi dan Maruf Amin

Photo :
  • tvOne

Riefky menjelaskan, untuk rata-rata pertumbuhan PDB selama masa pemerintahan Jokowi adalah sekitar 5,03 persen secara year on year (yoy) di periode pertama. Kemudian pada periode kedua, tidak termasuk periode COVID-19 ekonomi RI sebesar 5,18 persen.

PDIP Tak Mau Pusing Mikirin Jokowi dan Gibran yang 'Bakar' Rumahnya Sendiri

Berdasarkan data analisisnya, di periode Presiden Megawati 2000-2004 ekonomi RI sebesar 4,57 persen. Lalu, periode pertama Presiden SBY di 2004-2009 sebesar 5,64 persen, dan periode kedua 2009-2014 sebesar 5,80 persen.

"Perlu diperhatikan bahwa selama masa kepresidenan SBY, Indonesia mengalami periode commodity boom yang mendukung pertumbuhan ekonomi, karena Indonesia merupakan salah satu eksportir komoditas utama," jelasnya.

Riefky menuturkan, dengan mengesampingkan fluktuasi selama COVID-19, pemerintahan Jokowi periode kedua telah berhasil meningkatkan pertumbuhan PDB.

"Ini adalah tugas yang tidak mudah mengingat sebagian besar periode terakhir Presiden Jokowi dihabiskan untuk mengelola pandemi COVID-19," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya