Beras Lokal dan Premium Makin Mahal, Zulhas Sebut Produksinya Turun 2 Juta Ton Lebih

Mendag Zulkufli Hasan.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno.

Semarang – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, hari ini melakukan sidak di Pasar Bulu Kota Semarang. Zulhas memantau stok dan harga beras yang pada saat ini harganya dinilai mahal oleh masyarakat.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Kepada wartawan setelah sidak, Zulhas mengakui dan tidak menampik jika harga beras terus bergerak naik di mana-mana, untuk beras lokal dan premium.

"Sama ya, saya keliling ke mana-mana, di Jakarta, di Jawa Tengah, Jawa Timur, di Bekasi bersama bapak presiden waktu itu, memang beras premium, beras lokal harganya naik, ya, sampai saat ini masih bergerak naik yang beras lokal," jelas Zulhas, Selasa, 20 Februari 2024.

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Menteri Perdagangan tersebut mengungkapkan penyebab naiknya harga beras lokal dan premium karena barangnya langka, sebagai dampak pindah musim karena pengaruh El Nino.

Beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP)

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia
Daftar Harga Pajero Sport Bekas dan Pajak Tahunannya

"Karena beras lokal yang diminta itu produksinya turun. Dibanding tahun lalu itu 2 juta ton lebih bedanya. Sebenarnya tidak turun, tapi pindah musim karena El Nino. Jafi yang diperkirakan (panen) Januari-Maret, ini pindah ke Maret-Mei, pindah. Maka barangnya langka, barangnya sulit, maka harganya naik," ungkap Zulhas.

Untuk mengatasinya, lanjutnya, maka membanjiri pasar dengan beras SPHP atau beras Bulog dengan harga subsidi.

"Lha terus bagaimana pemerintah mengatasi? Maka pemerintah membanjiri pasar dengan SPHP, itu beras Bulog yang disubsidi, yang dijualnya Rp10.900 ya anggap saja Rp11.000 lah per kilo. Jadi konsumen, masyarakat bisa alternatif, kalau ini mahal sekali, ia bisa beli beras bersubsidi, yang kualitasnya juga tidak kalah," kata Zulhas lagi.

Mendag Zulkufli Hasan.

Photo :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Dari pantauannya, beras SPHP atau beras Bulog kini sudah banyak ditemukan di pasar tradisional. Tapi ia mengingatkan, agar tidak memborong beras SPHP, agar semua warga bisa mendapatkan secara merata.

"Ya sehari 1 kantong lah, yang lima kilo. Besok beli lagi. Kan lima kilo juga nggak habis dalam sehari kan," imbaunya.

Laporan Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya