Potensi Wakaf RI Capai Rp 180 Triliun per Tahun, Menag Sebut Bisa untuk Bantu Entaskan Kemiskinan

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menutup rangkaian Bimtek PPIH Arab Saudi 2024
Sumber :
  • MCH PPIH 1445 H/2024

Jakarta – Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut menyebut, wakaf yang dikelola Badan Wakaf Indonesia (BWI) dengan potensi mencapai Rp 180 triliun per tahun akan mampu berkontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Apalagi, lanjutnya, mayoritas warga Indonesia adalah muslim.

Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

"Potensi wakaf ini juga bisa menjadi cara pengentasan kemiskinan di Indonesia. Ini bukan tidak mungkin, bukan mustahil, ini bisa kita lakukan apalagi di mayoritas warga Islam. Tinggal literasi wakaf yang terus ditingkatkan lagi," kata pria yang juga akrab disapa Gus Men itu di acara Gebyar Wakaf Ramadan 2024, di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Maret 2024.

Dia menekankan, dengan melihat kondisi perwakafan di Indonesia, kontribusi pemerintah juga penting terhadap pengembangan wakaf itu sendiri. Terlebih, di internal Kemenag, wakaf juga telah menjadi bagian dari tugas.

8 Negara dengan Tingkat Kemiskinan Terendah di Dunia

"Saat ini sudah ada 400 ribu tanah wakaf yang sudah tersertifikasi. Alhamdulillah. Di Kemenag, tanah wakaf salah satunya dimanfaatkan menjadi KUA," ujar Gus Men.

Menteri PPP/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, Ketua BWI, M. Nuh, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, usai acara Gebyar Wakaf Ramadan 2024 di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Maret 2024

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Stafsus Menag Beberkan Upaya Kemenag Dukung Program Prioritas Pemerintah

Dia menjelaskan, praktik wakaf telah dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW. Menurutnya, Nabi Muhammad telah mencontohkan wakaf secara produktif. Umar bin Khattab Sahabat Nabi bahkan pernah berniat menyedekahkan tanah.

"Tapi Nabi SAW bilang, jangan disedekahkan, diwakafkan saja," ujarnya.

Senada, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Mohammad Nuh mengatakan, wakaf sebenarnya bahkan bisa dijadikan lifestyle oleh berbagai kalangan. Hal itu lantaran wakaf bersifat abadi, manfaatnya abadi, dan nilainya abadi.

"Maka perlahan kami ingin menjadikan wakaf sebagai lifestyle," kata Nuh.

Lebih lanjut, Nuh juga menyampaikan terima kasih karena mendapat kesempatan untuk menghidupkembangkan perwakafan nasional. Secara khusus, Dia juga menyampaikan terima kasih kepada BI, yang telah membuatkan Super Apps bernama Satu Wakaf Indonesia. Di mana, Super Apps ini bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan untuk berwakaf.

"Melalui Super Apps Satu Wakaf Indonesia, bisa wakaf perorangan, mau mulai wakaf Rp 5000, atau Rp 10.000 atau Rp 50.000 bisa," ujar M. Nuh.

"Antara zakat, infak, sedekah, dan wakaf ini yang benar memang satu kesatuan. Tidak bisa dipisah-pisah. Jadi zakat, infak, sedekah, dan wakaf ini satu kesatuan orientasinya untuk kemaslahatan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya