Siapa Lawan Chandra Asri di ASEAN?

Pabrik Barito Pacific
Sumber :
  • barito pacific

VIVAnews - Menjadi pemain kelas dunia bukan hal yang mudah bagi Grup Barito Pacific, induk perusahaan PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Walaupun merger kedua anak perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi hingga satu juta ton per tahun.

Seperti dikutip dari Financial Times, Chandra Asri saat ini masih memiliki kapasitas produksi 600 ribu ton. Produksinya antara lain propilena, etilena, dan polietilena. Sedangkan Tri Polyta penghasil 360 ribu ton polipropilena per tahun.

PT Timah Rombak 2 Jajaran Direksi, Ahmad Dani Ungkap Fokus Perbaikan Bisnis

Grup Barito Pacific menekankan langkah merger Chandra Asri dengan Tri Polyta Indonesia sangat strategis untuk menghadapi persaingan dengan pemain asal mancanegara.

"Kami ingin Chandra Asri menjadi perusahaan kelas dunia," ujar Wakil Presiden Direktur Barito Pacific, Agus Salim Pangestu, kepada VIVAnews di Jakarta, belum lama ini.

Lalu, bagaimana sebenarnya posisi bisnis Grup Barito Pacific jika dibandingkan perusahaan petrokimia sejenis di negara-negara di Asia Tenggara lainnya?

Singapura
Pengembangan industri petrokimia di kawasan Asean lainnya cenderung cukup pesat. Singapura yang tidak memiliki sumber bahan baku minyak dan gas (migas) justru menjadi produsen terbesar petrokimia yang diikuti Malaysia dan Thailand.

Pada Mei 2010, Singapura mulai mengoperasikan plant refinery yang terintegrasi dengan plant petrokimia hulu sejalan dengan beroperasinya Shell Eastern Petrochemicals Complex yang berlokasi di Pulau Bukom dan Jurong.

Shell Eastern menginvestasikan dana US$4 miliar untuk menghasilkan beberapa produk petrokimia hulu dan tengahan seperti ethylene sebanyak 800 ribu ton per tahun. Produk lainnya adalah propylene 450 ribu ton per tahun, benzene (230 ribu ton per tahun), mono ethylene glycol/MEG sebanyak 750 ribu ton per tahun dan butadine (155 ribu ton per tahun).

Thailand
Adapun Thailand, setelah merampungkan plant BTX yang dioperasikan oleh perusahaan energi negara PTT Aromatics and Refining Public Company Limited juga mampu meningkatkan beberapa produksi petrokimianya.

Produk-produk yang dihasilkan tersebut antara lain benzene sebanyak 662 ribu ton per tahun, cyclohexane (200 ribu ton per tahun), PX (1,19 juta ton per tahun), OX (66 ribu per tahun), MX (76 ribu ton per tahun) dan toluene sebanyak 60 ribu per tahun.

Indonesia
Berdasarkan Media Data Riset, Indonesia baru memiliki olefin center yaitu milik Chandra Asri. Perseroan tengah melakukan studi kelayakan untuk membangun nafta cracker berkapasitas 300 ribu barel per hari senilai US$5-7 miliar yang terintegrasi dengan olefin center di Cilegon, Banten.

Selain Chandra Asri, PT Pertamina juga akan membangun plant refinery senilai US$3 miliar di Cilegon, Banten dengan National Iranian Oil Refining and Distribution Company Petrofield, Malaysia. Kilang minyak berkapasitas 150 ribu barel per hari untuk tahap pertama beroperasi pada 2015.

Berdasarkan laporan keuangan grup Barito Pacific, kontribusi pendapatan dari bisnis petrokimia pada grup Barito per Juni 2010 itu mencapai Rp8,8 triliun. Sementara itu, tahun lalu pada periode yang sama, kontribusi sekitar Rp6,5 trilun.

Sementara itu, hingga Juni 2010, Tri Polyta Indonesia memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp2,5 triliun dengan laba bersih Rp166,3 miliar. Namun, laba tersebut turun dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp364,63 miliar.

Perusahaan memasarkan produknya dengan merek Trilene. Hasil produksi perseroan dilakukan di pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten, yang memanfaatkan teknologi UNIPOL fasa-gas.

Pabrik memiliki kapasitas produksi tahunan sebanyak 360.000 ton polypropylene per tahun, tergantung pada kombinasi produksi.

Tri Polyta adalah perusahaan yang berbasis produksi resin polypropylene. Resin polypropylene terdiri atas homopolimer, random copolymer, dan impact copolymer.

Hasil produksi itu merupakan bahan baku untuk memproduksi produk konsumen, seperti kemasan makanan, peralatan rumah tangga berbahan plastik, pembungkus rokok, karung, lapisan karpet, dan aplikasi lainnya.

Shin Tae-yong: Marselino Ferdinan Ada Salah, Saya Minta Maaf ke Masyarakat Indonesia
Egy Maulana Vikri dan Wita Sulaeman merayakn gol Evan Dimas

5 Pemain Timnas Indonesia, Dulu Populer Kini Terlupakan

Sebelum diperkuat Nathan Tjoe-A-On atau Justin Hubner, skuad Timnas Indonesia sempat diisi oleh sejumlah pemain yang dahulu digadang-gadang menjadi Bintang sepakbola kita

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024