World Economic Forum on East Asia 2011

Infrastruktur Asia Butuh Biaya US$8 Triliun

Gita Wirjawan
Sumber :
  • wartajazz.com

VIVAnews - World Economic Forum memperkirakan biaya pembangunan sejumlah proyek infrastruktur seperti pembangkit listrik, pelabuhan, telekomunikasi, dan sistem pengairan di Asia bakal mencapai US$8 triliun setara Rp72.000 triliun sepanjang 10 tahun mendatang.

Hal tersebut terungkap dalam pertemuan forum ekonomi dunia kawasan Asia Timur (WEF on East Asia) yang berlangsung di Jakarta, sejak 12-13 Juni 2011.

Dalam keterangan pers dari situs weforum.org yang dikutip VIVAnews.com, Senin, 13 Juni 2011 disebutkan bahwa wilayah Asia membutuhkan dana cukup besar yang berasal dari simpanan, pembiayaan lembaga keuangan asing, serta cadangan bank sentral untuk mendanai pembangunan infrastruktur tersebut.

Permasalahannya, proyek-proyek infrastruktur itu seringkali terkendala oleh kebijakan yang tidak mendukung (bottleneck). Termasuk dalam persoalan ini adalah kompleksitas kebijakan, penggunaan lahan, serta kesulitan menyalurkan pendanaan proyek itu dalam instrumen pendanaan jangka panjang.

"Jakarta akan miliki sistem angkutan massal sebelum saya mati," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan yang menyatakan Indonesia, India, dan negara lain di Asia akan berupaya membangun berbagai infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Gita mengakui sejumlah pembangunan infrastruktur di Indonesia dalam beberapa tahun ke belakang memang sempat mengalami penundaan. Namun, saat ini dia memastikan, dengan adanya "pergantian permainan" akan mempercepat pembangunan proyek tersebut, termasuk jaminan undang-undang penggunaan lahan yang akan disahkan pada kuartal III atau IV tahun ini.

BKPM mencatat saat ini sebuah pembangkit listrik di Jawa Tengah sudah siap untuk dibangun. Disamping itu pembangunan bendungan yang dibangun sejak era Soekarno sudah mampu menarik 29 peminat dari berbagai perusahaan.

Lain lagi di India. Di negara dengan jumlah populasi besar ini, pemerintah berencana membangun jalan sepanjang 11 kilometer per tahun. Saat ini, ruas jalan sepanjang 10 kilometer dibangun setiap hari, berkat berdirinya lembaga National Highway Authority. Namun, pembangunan sistem angkutan massal yang sudah direncanakan 20 tahun yang lalu, belum juga kunjung dibangun.

"India memiliki cerita yang beragam," ujar Chairman and Managing Director, Hindustan Construction Company, Ajit Gulabchand  seraya mengatakan negaranya memiliki cerita sukses juga berbagai kegagalan yang karut-marut.

Ajit mengungkapkan persoalan utama yang terjadi di India adalah peran dari pemerintah pusat dan negara bagian begitu kuat. Sementara pemerintah kota tidak memiliki otoritas atau otonomi sama sekali. Padahal, mereka ini adalah pihak yang sangat berkepentingan dalam implementasi berbagai proyek infrastruktur.

Group Chief Executive HSBC Holding, Stuart T Gulliver menyatakan skema pendanaan harus dibangun berbarengan dengan industri asuransi sehingga bisa menghasilkan pendanaan jangka panjang. Untuk wilayah Asia, Stuart menilai pembangunan infrastruktur yang sudah berjalan baik terdapat di Hongkong dan Singapura.

Pendapat lain disampaikan  Vice Chairman General Electric Company, Hongkong, John Rice. Menurutnya, beberapa negara Asia kurang berpengalaman dalam menggelar tender proyek raksasa.  "(Padahal) banyak uang yang berhamburan di dunia yang ingin diinvestasikan di bidang infrastruktur," kata dia.

Dalam penutupnya, Gita Wirjawan mengakui bahwa persoalan infrastruktur di Asia memang berantakan. "Namun ada harapan besar," kata dia. "Kami harus terus berpikir besar." (umi)

Saudi Arabia Permits All Types of Visas to Perform Umrah
Sosok mayat bayi baru lahir ditemukan mengambang di Kali Kanal Banjir Barat, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus) oleh petugas saat sedang menjaring sampah di kali.

Kasus Temuan Mayat Bayi Tanah Abang, Polisi Tangkap Orang Tua

Sosok mayat bayi baru lahir ditemukan mengambang di Kali Kanal Banjir Barat, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus).

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024