Gandeng Swasta, Pemerintah Bangun PLTU Rp30 T

pembangunan PLTU Tanjung Kasam di Kabil, Batam, Kepri,
Sumber :
  • Antara/ Henky Mohari

VIVAnews - PT Perusahaan Listrik Negara hari ini menandatangani proyek Kerja Sama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap bertenaga 2x1000 megawatt (MW) senilai Rp30 triliun. Lokasi PLTU tersebut berada di Jawa Tengah.

"Proyek PLTU Jateng ini merupakan proyek kerja sama pemerintah dan swasta skala besar pertama dengan nilai investasi lebih dari Rp30 triliun, sekaligus proyek pertama yang dilakukan dengan Peraturan Presiden No 67/2005 terkait kerja sama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, saat ditemui di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis 6 Oktober 2011.

Hatta mengatakan bahwa proyek ini merupakan salah satu dari proyek yang dimaksudkan dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) dan showcase KPS yang dicanangkan pemerintah pada 2010.

"Proyek ini mendapatkan penjaminan pemerintah dengan menggunakan skema penjaminan bersama antara pemerintah dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia," lanjutnya.

Dokumen yang ditanda tangani adalah sebagai berikut:

1. Perjanjian Jual Beli Listrik antara PT PLN dengan pengembang listrik swasta PT Bhimasena Power Indonesia.

2. Perjanjian Penjaminan antara Menteri Keuangan RI dan PT PII sebagai penjamin dengan pihak pengembang listrik swasta PT BPI.

3. Perjanjian Regres antara Menteri Keuangan RI dan PT PLN.

4. Perjanjian Regres antara PT PII sebagai penjamin dengan PT PLN.

5. Sponsor Agreement untuk pengembangan proyek antara J-Power, Itochu, dan Adaro.

Sebagai informasi, konsorsium J-Power, Itochu, dan Adaro adalah pemenang tender proyek PLTU 2x1000 MW pada 17 Juni 2011 yang selanjutnya dibentuk PT Bhimasena Power Indonesia sebagai entitas pelaksana proyek. Skema yang ditetapkan dalam proyek ini adalah Build-Own-Operated-Transfer dengan masa konsesi 25 tahun.

Diperkirakan proyek ini mulai beroperasi pada akhir 2016. Teknologi yang digunakan adalah ultra-supercritical yang memiliki tingkat efisiensi dan emisi karbon lebih baik dari pembangkit batu bara.

Butuh 7 ton batu bara
Perusahaan Listrik Negara juga menyampaikan bahwa PLTU Jateng 2x1000 MW yang dokumen pengerjaannya baru ditandatangani akan membutuhkan tujuh juta ton batu bara setahun. Batu bara tersebut diperuntukan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tersebut.

"Hitung saja, kalau setiap 600 MW butuh 2 juta ton batu bara. Jadi, ini butuhnya 7 juta batu bara berkalori rendah 3.000-4.000 kalori," jelas Direktur Energi Primer PLN, Nur Pamudji, saat ditemui di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis 6 Oktober 2011.

Terkait pengadaan batu bara, dia menjelaskan, akan dilakukan proses pengadaan oleh pengembang listrik PLTU Jateng, yakni PT Bhimasena Power Indonesia.

"Jadi, mulai tahun ini akan digarap pengerjaannya, begitu PPA (Power Purchase Agreement) diteken. Pasokan batu bara dan sub kontraktornya segala macam akan dikerjakan tahun ini dan diperkirakan selesai pada 2016," ungkapnya.

Proyek ini, dia menambahkan, juga merupakan proyek kerja sama antara pemerintah dan swasta. Direncanakan, listrik yang dihasilkan akan dialirkan ke sistem listrik Jawa Bali pada jaringan 500 kv.

"Ini untuk mengatasi pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, Pak Dahlan (Direktur Utama PLN) bilang, selama dia menjabat, pertumbuhan listrik sudah 3000 MW. Berarti tiap tahun harus sediakan itu listriknya," tuturnya. (art)

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Mahfud MD

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024