- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Ingin mendobrak kemapanan, itulah yang dilakukan Dahlan Iskan saat menjadi direktur utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Baginya, kemapanan hanya membuat orang nyaman, dan ujungnya tak mau berubah.
Tak cuma upacara bendera yang ia tiadakan selama di PLN. Sejak Desember 2009 - Oktober 2011, berbagai penandatanganan-penandatangan seremonial pun dikurangi. "Termasuk rapat," kata Kepala Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto dalam perbincangan dengan VIVAnews.com di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Tak heran bila di Kementerian BUMN, Dahlan yang jadi komandan di kementerian itu pun akan memangkas rapat-rapat hingga 50 persen. Aksi korporasi perusahaan BUMN akan dibebaskan dengan tanggung jawab. "Karena sekarang sudah waktunya kerja," kata Dahlan, beberapa waktu lalu.
Sikap mementingkan kerja, bukan seremoni sebenarnya sudah ditanamkan cukup lama. Bambang mencontohkan, saat penandatanganan kerja sama antara PLN dan PT Pertamina di Hotel Mulia, beberapa bulan lalu, Dahlan datang hanya menggunakan kaos lengan panjang dan sandal. Padahal, saat itu MOU dihadiri Direktur Pertamina Karen Agustiawan dan Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar. "Pak Mustafa menggunakan kemeja dan jas, sedangkan Bu Karen mengenakan batik," kata Bambang.
Saat melihat yang lain mengenakan pakain resmi, Dahlan hanya bilang, "Ini penandatanganannya serius ya?" kata Bambang menirukan Dahlan.
Setelah itu, Dahlan meminjam sepatu milik fotografer, dan meminjam jaket tamu yang hadir untuk menutupi kaos. Apesnya, jaket yang dipinjam milik karyawan Pertamina, bukan PLN. Jadi logonya jelas tertera Pertamina.
Sikap egaliter Dahlan juga ditunjukkkan dengan tidak membeda-bedakan dan tidak menjaga gengsi dengan karyawan. Pernah suatu saat dia akan foto untuk dokumentasi PLN, namun karena sepatunya tidak cocok, dia harus ganti. "Pak Dahlan tidak menyuruh OB mengambilkan sepatu pantofel," katanya. "Dia memilih pinjam ke karyawan yang di situ."
Di sela waktu kerjanya, sesekali dia menyempatkan keliling mengunjungi staf-staf, dan duduk di kursinya sambil bertanya-tanya masalah pekerjaan. (umi)
Penyebab Raibnya Foto Jokowi di Kantor PDIP Sumut Terungkap, Kini Sudah Terpasang Lagi
PDIP menegaskan tidak ada muatan politis dibalik raibnya foto Jokowi di ruang aula Bung Karno DPD PDIP Sumut. Ia berdalih foto Jokowi 'menghilang' karena terjatuh
