Cerita di Balik Kesepakatan "Paket Bali" di Pertemuan WTO

Logo Konferensi Tingkat Menteri WTO 2013 di Bali
Sumber :
  • REUTERS/Edgar Su
VIVAnews - Perundingan untuk menyetujui "Paket Bali" sempat menemui jalan buntu di Pertemuan WTO. Hal itu, lantaran India ngotot agar sektor pertanian diberikan subsidi. Pada sisi lain, Amerika Serikat menginginkan sebaliknya, pencabutan total subsidi sektor pertanian.
Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan

Kendati buntu, namun "Paket Bali" akhirnya dapat disepakati. Hal itu terjadi setelah AS dan India sama-sama melunak. AS dan India sama-sama sepakat untuk memberikan subsidi terhadap produk-produk tertentu dari hasil pertanian dalam negeri.
Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional

"Beberapa negara berkembang menginginkan solusi permanen untuk memberikan subsidi sektor pertanian tanpa ada batasan," jelas Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, yang juga menjadi Ketua Sidang WTO, Sabtu, 7 Desember 2013.
Ada 4,14 Juta Temuan di Google jika Klik Kata Ini

Di sisi lain, AS ingin mencabut subsidi di sektor pertanian. Namun, meski berlangsung alot, perundingan menemui kata sepakat. "Perkecualian itu sudah disepakati dan diberikan oleh negara-negara maju," jelas Gita.

Pada saat bersamaan, empat negara Amerika Latin juga menolak kesepakatan "Paket Bali". Keempat negara itu adalah Kuba, Venezuela, Nikaragua dan Bolivia.

Indonesia, sambung Gita, lagi-lagi mengambil peran untuk mempertemukan keempat negara tersebut dengan negara-negara maju. "Itu sudah terjembatani," tegas Gita.

Ketidaksepakatan antara negara Amerika Latin dengan AS terkait praktik non-diskriminasi ekspor antarnegara. Menurut Gita, hal itu juga mesti dijembatani karena mewakili kepentingan negara berkembang.

"Itu juga mencerminkan kepentingan negara-negara berkembang agar tidak ada lagi praktik diskriminasi oleh negara-negara maju," jelas Gita.

Apa yang disampaikan oleh negara-negara Amerika Latin, jelas Gita, mencerminkan semangat yang tertuang dalam kesepakat GATT.

"Semangat sepadan itu telah dituangkan dalam GATT. GATT itu adalah kesepakatan perdagangan bebas multilateral yang sudah disepakati puluhan tahun yang lalu," ujar Gita. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya