Sumber :
- REUTERS
VIVAnews
- Di tengah kerugian investor akibat menunggu kepastian pengurangan pasokan pada pertemuan OPEC, harga minyak berjangka justru naik.
Pada perdagangan Kamis waktu Amerika Serikat (AS) atau Jumat, 21 November 2014, di New York Mercantile Exchange mencatat, minyak mentah light sweet naik satu dolar atau 1,39 persen menjadi US$75,58 per barel. Capaian itu berhasil membalikkan kerugian kontrak minyak pada perdagangan sehari sebelumnya.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Pada perdagangan Kamis waktu Amerika Serikat (AS) atau Jumat, 21 November 2014, di New York Mercantile Exchange mencatat, minyak mentah light sweet naik satu dolar atau 1,39 persen menjadi US$75,58 per barel. Capaian itu berhasil membalikkan kerugian kontrak minyak pada perdagangan sehari sebelumnya.
Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Januari, bursa ICE Futures London, mencatat peningkatan US$1,23 atau 1,6 persen ke level US$79,33 per barel. Sebelumnya, Brent juga ditutup melemah untuk tiga sesi berturut-turut.
Pertemuan negara eksportir minyak (
Organization of the Petroleum Exporting Countries
/OPEC) pada 27 November mendatang diharapkan menjadi pendorong utama harga minyak ke depan. "Tidak ada pertemuan OPEC untuk waktu yang lama, telah didahului oleh spekulasi dan teori konspirasi," ujar seorang analis dari JBC Energy, seperti dilansir laman
MarketWatch
.
Pandangan pelaku pasar di Wall Street atas OPEC terbagi. Ada yang bilang beberapa negara anggota OPEC bakal menekan anggota lain untuk mendongkrak harga dengan memangkas produksi. Ada juga yang mengatakan kalau OPEC lebih peduli pada pangsa pasar dan mempertahankan harga rendah lebih lama.
Pesimisme juga tercium dari Morgan Stanley, yang menyangsikan intervensi OPEC di pasar minyak beberapa bulan lalu untuk mengurangi pasokan.
"Pasar telah mencapai tingkat harga dan jadwal yang konsisten dengan penurunan kuota sebelumnya," kata analis Adam Longson dalam sebuah catatan.
Halaman Selanjutnya
Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Januari, bursa ICE Futures London, mencatat peningkatan US$1,23 atau 1,6 persen ke level US$79,33 per barel. Sebelumnya, Brent juga ditutup melemah untuk tiga sesi berturut-turut.
