Ini Temuan Mengejutkan Tim Reformasi Migas Pada Petral

Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) banyak menemukan temuan-temuan mengejutkan, setelah enam bulan gencar menyoroti masalah minyak dan gas yang terjadi di Indonesia.

Salah satu yang paling disorot adalah tentang keberadaan anak perusahaan dari PT Pertamina, yakni Pertamina Energy Trading Ltd (Petral).

Setelah banyak menimbulkan pro dan kontra, akhirnya Petral resmi dibubarkan pemerintah. Keputusan ini diambil untuk memutus mata rantai praktik "mafia migas" terkait pengadaan bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah.

Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, Rabu 13 Mei 2015, mengungkapkan temuan-temuan mereka terhadap anak perusahaan Pertamina ini.

Selidiki Kasus Petral, KPK Minta Bantuan Pertamina

Salah satunya dari sebuah anak usaha Petral, Pertamina Energy Service Pte Limited (PES) yang mengklaim pengadaan minyak lambat laun semakin banyak melalui perusahaan minyak nasional (national oil company/NOC).

"Bahkan, sekarang sudah sepenuhnya dari NOC. Dengan perubahan ini muncul kesan kuat, mata rantai pengadaan minyak semakin pendek. Kenyataanya, perusahaan-perusahaan NOC yang memenangi tender pengadaan tidak selalu memasok minyaknya sendiri," ujar Faisal di Kementerian ESDM, Jakarta.

Dijelaskannya, NOC tidak terbatas hanya pada produksi minyak mentah sendiri, tetapi juga pemegang saham mayoritas perusahaan besar minyak dan pemilik kilang BBM.

Dengan begitu, kata Faisal, pihaknya menyimpulkan tidak banyak perubahan dalam praktik pengadaan minyak. Akibatnya, mata rantai pengadaan tidak mengalami perbaikan berarti.

"Tetapi, tidak semua NOC merupakan produsen miyak, atau memiliki ladang miyak, seperti Maldives NOC Ltd (tertera dalam daftar mitra usaha Petral). Selain itu, NOC beberapa kali digunakan sebagai kedok untuk memenuhi ketentuan pengadaan minyak oleh PES," ujarnya

Audit Petral Dinilai Hanya Pencitraan Pemerintah

Sampai saat ini, Faisal menambahkan, pihaknya belum memperoleh data pemasok akhir minyak mentah maupun BBM ke Petral.

"Data yang diperoleh dari PES masih sebatas pemenang tender resmi, dan PES tidak mempermasalahkan dari mana asal sumber minyak yang diperoleh NOC itu," katanya.

Faisal menjelaskan, dengan memperhatikan kondisi obyektif industri perminyakan dan kebutuhan BBM dalam negeri, serta pentingnya perombakan kelembagaan dan personalia untuk menjaga dan meningkatkan kredibilitas BUMN, pihaknya merekomendasikan beberapa hal.

Di antaranya, menata ulang seluruh proses dan kewenangan penjualan dan pengadaan minyak mentah, juga BBM. Serta, melakukan audit forensik, agar segala proses yang terjadi di Petral menjadi terang.

"Nantinya, hasil audit bisa dijadikan sebagai pintu masuk untuk membongkar potensi pidana, khususnya dalam praktik mafia migas," ujarnya. (asp)

Anjungan lepas pantai

2024, Blok Masela Siap Produksi?

Pemerintah bentuk tim khusus demi mempercepat produksi Blok Masela.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016