Ekonom: Ini Alasan The Fed Batalkan Kenaikan Suku Bunga

Janet Yellen, calon ketua Federal Reserve, bank sentral AS
Sumber :
  • REUTERS/Jonathan Ernst
VIVA.co.id
Tunggu Data Tenaga Kerja, Wall Street Bergerak Datar
- Sebagian besar investor bernafas lega dengan keputusan Federal Reserve yang menunda rencana kenaikan suku bunganya.

Dolar Menguat Bikin Harga Emas Merosot
Dikutip dari laman CNBC, Jumat, 18 September 2015, mereka menilai, The Fed bisa mengerti bahwa kenaikan suku bunga saat tidak adanya inflasi bisa menyebabkan ketidakpastian di pasar dan bisa menimbulkan risiko perlambatan ekonomi.

Harga Minyak AS Naik, Wall Street Bergerak Positif
Jim Cramer, ekonom CNBC, mengatakan awalnya pasar langsung menyambut positif keputusan The Fed tersebut, tetapi kemudian terjadi aksi jual saham. Hal itu terjadi karena sebelumnya sebagian besar pasar telah mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed.

Cramer menjelaskan, jika The Fed jadi menaikkan suku bunganya, dipastikan indeks Dow Jones Industrial Average bakal anjlok 500 poin dalam sekejap. Kurs dolar Amerika Serikat akan melonjak,  pasar negara berkembang akan jatuh dan pasar saham China bakal terpuruk lebih dalam.

"Maka dari itu, memang tidak masuk akal jika The Fed memaksakan menaikkan suku bunga dalam kondisi seperti ini," tuturnya.

Menurut dia, kenaikan suku bunga Bank Sentral AS juga bisa berdampak pada ekonomi AS. Dia menjelaskan, setidaknya saat ini ada tiga kekuatan lain dalam ekonomi AS, yang sebenarnya juga bisa berdampak buruk.

Pertama, tidak ada inflasi di AS. Hal ini memang berdampak positif bagi pasar saham, tetapi tidak bagi pekerja. Sebab, upah pekerja tidak tumbuh.

Kedua, Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen yang mengkhawatirkan konsekuensi internasional jika suku bunga naik, yakni di saat Eropa sedang mencoba untuk pulih, serta China dan Brasil yang berjuang untuk bangkit.

Ketiga, The Fed saat ini menunggu waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunganya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya