Rosan Roeslani: Mending Pemerintah Fokus MEA daripada TPP

Ilustrasi petugas PGN melakukan pengecekan instalasi pipa gas
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Pemerintah diminta fokus menyiapkan diri menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan berlaku tahun depan (2016), dari pada mewacanakan bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP) atau pakta perdagangan antar negara-negara Asia Pasific.

Bakmi Kadin, Legendanya Bakmi di Jogja

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia bidang Perbankan dan Finansial yang juga Kandidat Ketua Umum Kadin, Rosan P Roeslani. Menurut dia, pemerintah masih harus mengkaji lagi jika memang berniat bergabung dengan TPP.

"Ini (TPP) ada yang bilang membuktikan industri kita, tapi ada yang bilang
industri kita tidak siap. Kalau menurut saya dipelajari dulu saja, sudah deh yang di depan mata aja dulu, free trade kita dengan ASEAN saja defisit walaupun tidak banyak, fokus ke MEA sajalah dulu," kata Rosan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jum'at malam, 13 November 2015.

Rosan menyebut Indonesia harus bersiap dan mampu merebut pasar Asean sebelum melangkah lebih jauh. MEA yang akan berlaku di tahun depan harus mampu menjadi peluang bagi industri nasional.

"Kalau MEA kita bilangnya the greater Indonesia, karena 40 persen perekonomian ASEAN adalah perekonomian Indonesia," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengisyaratkan persetujuan Indonesia akan berpartisipasi dalam Trans Pacific Partnership (TPP) saat pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, di Gedung Putih pada Rabu, 27 Oktober 2015.

Hal itu menimbulkan polemik di dalam negeri mengenai untung dan ruginya Indonesia bergabung dalam TPP.

Menurut Jokowi, bergabungnya Indonesia dalam TPP dilakukan untuk memodernisasi aktivitas ekonomi Indonesia. Presiden juga menyatakan
Indonesia adalah negara terbuka dan ekonomi terbesar di Asia Pasifik dengan populasi 250 juta jiwa.

Namun kritikan tajam datang langsung dari Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Melalui akun Twitternya, SBY menuntut kesiapan Indonesia.

Dahulu, SBY mengakui pernah ditawari untuk masuk dalam kerja sama perdagangan liberal yang dimotori AS itu. Hanya saja, kala itu, ia menilai Indonesia belum tepat untuk bergabung.

Kadin Sambut Positif Kabinet Ekonomi
Pembalap Tim Manor Racing, Rio Haryanto.

Alasan Pengusaha RI Belum Tertarik Sponsori Rio Haryanto

Tidak masalah, jika Rio dapat sponsor dari perusahaan internasional.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2016