Energi Mega Persada Masih Andalkan Tiga Blok Migas

Kegiatan industri migas/Foto ilustrasi.
Sumber :
  • ANTV/Veros Afif

VIVA.co.id – PT Energi Mega Persada Tbk, berkode saham ENRG, masih mengandalkan tiga blok minyak dan gas bumi yang dikelola perusahaan untuk menjaga produksi migas pada tahun ini. Tiga blok itu, di antaranya adalah Blok Malacca dan Blok Bentu di Riau, serta Blok Kangean di Jawa Timur. 

EMP Temukan 126 Miliar Kaki Kubik Gas di Blok Bentu

Investor Relations Energi Mega Persada, Herwin W. Hidayat mengungkapkan, perusahaan belum tertarik untuk mengelola blok baru di Indonesia. Menurut dia, manajemen saat ini masih fokus kepada enhancement, atau mengantisipasi penurunan produksi hingga berupaya melakukan peningkatan produksi.

Seperti yang diketahui, Kementerian ESDM saat ini telah melelang sebanyak 15 blok baru, baik konvensional, atau non konvensional bagi perusahan migas.

Produksi Minyak EMP Naik di 9 Bulan Pertama 2023, Simak Rinciannya

"Kalau sekarang kita masih fokus enhancement saja. Jadi, diharapkan produksi tidak turun dengan pemeliharaan sumur minyak dan gas di lapangan yang sudah ada," kata Herwin di Bakrie Tower, Jakarta, Selasa 11 Juli 2017. 

Ia menjelaskan, ketiga blok itu memiliki variasi produksi, di mana Blok Bentu memproduksi 100 persen gas, Blok Kangean 100 persen gas dan Blok Malacca hampir 100 persen minyak. Menurut dia, pihak manajemen perusahaan masih belum tertarik melakukan eksplorasi baru.

Genjot Pengeboran, EMP Alokasikan Belanja Modal hingga Rp 2,3 Triliun di 2024

Sebab, kata dia, selain membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk eksplorasi, harga minyak juga disebut belum terlalu kondusif.

"Jadi, kita tidak berpikir eksplorasi, sekarang lebih kepada work over sama development drilling. Jadi, pengeboran sumur, pengembangan, dana work over, pemeliharaan," kata dia.

Mengenai target produksi, ia mengatakan pihaknya belum bisa memastikan berapa yang dipatok perusahaan tahun ini. Sebab, salah satu blok yang dikelola oleh perusahaan yakni Blok Offshore North West Java (ONWJ) sudah dikelola penuh oleh PT Pertamina. 

Ia mengatakan, masih menunggu kesempatan jika masih diajak Pertamina untuk join partner kembali mengelola blok tersebut. "Sekarang, Pertamina juga masih berhitung nih dengan skema Gross Split. Apakah mau dikerjakan sendiri, atau memang dia undang join partner yang kemarin," kata dia. 

Lebih lanjut, dia menjelaskan, untuk produksi sepanjang 2016, yang dikontribusi oleh empat blok migas, yaitu Bentu, Malacca, Kangean, dan ONWJ, perusahaan nyatanya berhasil mencapai produksi di level 45 ribu barrel oil equivalent per day (boepd).

"Jadi, kalau saya breakdown kira-kira sekitar 9.000 bph (barel per hari) untuk minyak, dan sekitar 200 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari). Jadi, kalau dijadikan satu, menjadi boepd angkanya sekitar 45 ribu. Target tahun ini, sejujurnya memang ini yang saya belum berani. Karena itu, tergantung dengan status blok ONWJ," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya