Cara Jokowi-JK Atasi Lesunya Ekonomi Tiga Tahun Terakhir

Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – Selama tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, perekonomian global cenderung mengalami perlambatan. Namun, pemerintah memiliki ujung tombak tersendiri untuk menghadapi lesunya ekonomi global itu.

Dukung UMKM Indonesia, BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes

Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki mengatakan, pengembangan ekonomi maritim adalah bagian dari strategi pemerintah menyelesaikan ketimpangan ekonomi yang sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu.

"Kita punya beberapa sektor yang bisa untuk menghadapi ekonomi lesu, yakni perikanan dan pariwisata. Kenapa dia bisa? Karena mereka tidak perlu bahan impor," kata Teten di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 18 Oktober 2017.

Dirut BRI Ungkap 2 Faktor yang Bisa Selamatkan Indonesia dari Resesi di 2023

Ia menjelaskan, rakyat Indonesia sudah saatnya sadar bagaimana luasnya lahan pesisir dan lautan yang ada di Indonesia dengan keberagaman dan kekayaan alamnya. Tantangan ke depan adalah pengembangan dan prioritas akan laut masih terbatas.

"Tantangannya memang prioritas laut yang masih terbatas, kebutuhan peningkatan SDM Kemaritiman, beberapa sudah dicari solusinya, lalu pariwisata yang penting seperti akses penerbangan dan sebagainya," ujarnya menambahkan.

Sri Mulyani Ingatkan Risiko yang Intai Ekonomi Global, RI Siapkan Ini

Capaian saat ini, lanjut Teten adalah tol laut dan moda transportasi logistik yang mulai bisa mengendalikan harga bahan-bahan pokok di pulau kecil dan wilayah timur Indonesia.

Sementara itu di bidang perikanan, kekhawatiran akan ketergantungan impor sudah mulai teratasi dengan swasembada lokal. "Jadi apa yang dibangun di ekonomi maritim berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Kita bisa melakukan stabilisasi pertumbuhan di lima persen dan itu saya kira lebih banyak pada faktor dalam negeri, seperti konsumsi masyarakat yang terjaga, harga pangan yang dijaga, lalu juga investasi," ujarnya.

"Jadi kita lihat di laporan umum bahwa lima indikator makro cukup baik, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, penurunan angka kemiskinan, pengangguran dan rasio gini juga membaik." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya