- KCNA/via REUTERS
VIVA – Sebuah sejarah penting bakal terukir di dunia, sebab untuk pertama kalinya, Presiden Amerika Serikat bakal bertemu dengan pemimpin Korea Utara. Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un, direncanakan akan berlangsung akhir bulan Mei 2018.
Untuk diketahui, belum pernah ada seorang Presiden Amerika dan pemimpin Korea Utara, bisa bertemu dan duduk bersama. Kedua negara ini sudah bermusuhan sejak lebih dari tujuh dekade. Yakni usai terjadinya perang Korea pada tahun 1950 hingga 1953, saat itu hanya ada gencatan senjata saja. Belum ada sebuah perjanjian damai antara Amerika dan Korut.
"Mungkin kemajuan yang dibuat dalam pembicaraan dengan Korea Utara. Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, upaya serius yang dibuat oleh semua pihak yang berkepentingan. Dunia menonton dan menunggu! Mungkin harapan palsu, tapi AS siap untuk pergi keras di kedua arah!" kata Trump dalam akun Twitter resminya seperti dikutip VIVA, Jumat, 8 Maret 2018.
Menurut Trump, meski pertemuan yang mustahil ini terwujud. Amerika belum akan mencabut sanksi nuklir kepada Korea Utara, sampai menunggu tercipta sebuah kesepakatan baru tentang perdamaian dan denuklirasasi secara tetap.
Trump juga meminta Kim tidak melakukan ujicoba nuklir sampai mereka berdua benar-benar bisa bertemu.
"Kim Jong Un berbicara tentang denuklirisasi dengan wakil-wakil Korea Selatan, bukan hanya membekukan. Juga, tidak ada rudal pengujian oleh Korea Utara selama periode waktu. Kemajuan besar yang dibuat tetapi sanksi akan tetap sampai tercapai. Pertemuan yang direncanakan!" kata Trump.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi tentang tanggal tetap pertemuan Trump dan Kim. Lokasi pertemuan pun masih dibicarakan.
Sebelumnya, selama beberapa bulan, Trump dan Kim terlibat perang mulut di media. Apalagi ketika Kim bertekad meluncurkan rudal-rudal nuklirnya untuk menghancurkan Amerika. Trump tak mau kalah, dia juga akan melakukan penyerangan ke Korut jika Kim benar-benar memencet tombol rudal.
Memo Kim Bocor
Namun di tengah rencana baik ini, tersiar informasi bahwa telah bocor sebuah memo yang bertandatangan Kim. Bahwa pertemuan dengan Trump hanya sebuah gertakan saja.
Media Korea Selatan melaporkan, seorang petinggi Korea Selatan menyebutkan, dalam memo itu, terungkap bahwa sebenarnya tidak ada keinginan Kim untuk bertemu Trump.
Harian NK melaporkan memo tersebut ditandatangani pada 22 Februari oleh Kim secara pribadi dan secara langsung bertentangan dengan tawaran pertemuan yang dilayangkan ke Gedung Putih.
Sumber tersebut mengatakan: "Pesan tersebut bertentangan dengan yang dikomunikasikan ke dunia luar".
"Memo tersebut mengatakan bahwa tidak ada niat untuk melakukan dialog dengan imperialis Amerika dan bahwa Korea Selatan tidak akan bertindak karena Korea Utara diyakini mengalami retakan di bawah tekanan sanksi yang menghancurkan, dengan semua ekspor dilaporkan terjadi" penghentian virtual " dan produksi industri tergelincir ke posisi terendah baru.
Ketakutan perang nuklir telah meningkat selama tahun lalu saat Kim membuat langkah maju dalam program nuklirnya, meledakkan bom hidrogen pertamanya pada bulan September 2017.
Sekarang sudah tepat 100 hari sejak Korea Utara terakhir menguji sebuah rudal, menambah signifikansi penting untuk pengumuman bom hari ini.
Memo tersebut dilaporkan juga mencakup rincian bahwa delegasi Olimpiade Musim Dingin Korea Utara dikirim hanya untuk menguji ketulusan Korea Selatan.
Memo tersebut mengatakan: "Kami akan membawa kekuatan liberal dan politisi ke pihak kami dan mengecualikan kekuatan yang tidak ada di pihak kita".
"Korea Selatan telah berulang kali mengatakan bahwa mereka ingin menciptakan lingkungan untuk dialog, jadi ini akan memberi kita kesempatan untuk memverifikasi ulang klaim tersebut."
Baca: Kim Jong Un Terjangkit Penyakit Seksual Menular
