Logo BBC

Topan Faxai Hantam Jepang, 100 Penerbangan Dibatalkan

- AFP
- AFP
Sumber :
  • bbc

Topan Faxai menerjang kawasan di sekitar ibu kota Jepang dengan hujan lebat dan angin berkecepatan hingga 210km/jam.

Ratusan ribu orang di kawasan sekitar Tokyo disarankan untuk mengungsi setelah prakiraan cuaca memperingatkan bahwa kondisi hujan dan angin dapat memecahkan rekor.

Badai itu juga telah memengaruhi layanan transportasi, di mana jadwal sekitar 100 kereta shinkansen dan 100 penerbangan di Tokyo dibatalkan.

Topan itu datang setelah Korea Utara juga diterjang topan lain hari Minggu, 8 September 2019 kemarin yang menewaskan lima orang. Menurut perusahaan Tokyo Electric Power, listrik di sekitar 290.000 rumah putus ketika Topan Faxai `mendarat`.

Pihak berwajib mengeluarkan peringatan evakuasi tidak-wajib bagi lebih dari 390.000 warga di prefektur Kanagawa, Shizuoka dan Tokyo.

JR East, operator utama kereta api di daerah pinggiran Tokyo, telah membatalkan jadwal kereta mereka di kawasan tersebut hingga Senin, 9 September 2019 pukul delapan pagi untuk memberi waktu proses inspeksi lajur kereta yang mungkin rusak akibat topan.

Topan Faxai kini mengarah ke utara dengan kecepatan 25km/jam dan diperkirakan akan menerjang sisi timur laut Jepang.

Pemerintah juga telah memberi peringatan kemungkinan terjadinya longsor dan luapan sungai. Badai datang di tengah persiapan yang dilakukan Jepang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby.

Manajer tim Inggris, Eddie Jones, mengatakan pihaknya akan lanjut sesuai rencana, sementara rencana darurat disiapkan sebelum turnamen dimulai pada 20 September nanti.

Kedatangan tim Australia pun tertunda akibat badai tersebut.

Pada Sabtu, 7 September 2019 lalu, Topan Lingling melintasi Korea Utara, menyebabkan banjir di lahan pertanian seluas 460km persegi, menurut kantor berita Korut, KCNA.

Ada kekhawatiran bahwa badai itu dapat memperburuk kondisi kurangnya persediaan makanan di negeri itu. Pada awal tahun ini, PBB memperingatkan bahwa hampir 10 juta warga Korea Utara "sangat membutuhkan bantuan pangan."