Logo ABC

Selandia Baru Longgarkan Lockdown Corona, Antrean McD dan KFC Mengular

Bisnis mengelola Kaingahou Estate oleh Tedy Sutedja dan Monica Danubroto di Palmerston North terganggu karena virus corona.
Bisnis mengelola Kaingahou Estate oleh Tedy Sutedja dan Monica Danubroto di Palmerston North terganggu karena virus corona.
Sumber :
  • abc

Di kota keempat terbesar di Selandia Baru setelah Auckland, Wellington, Christchurch, yakni kota Palmerston North, keluarga asal Indonesia Tedy Sutedja dan istrinya Monica Danubroto mengelola sebuah rumah bersejarah bernama "Kaingahou Estate".

Rumah bersejarah ini memiliki restoran, penginapan dan juga ruang pertemuan, baik di dalam maupun di luar ruangan, yang kadang digunakan untuk pesta pernikahan.

Sejak adanya "lockdown" virus corona, Tedy Sutedja mengatakan bisnis mereka terhenti sama sekali selama beberapa pekan terakhir.

"Padahal kita untuk bnb [penginapan], misalnya sudah dipesan penuh sampai akhir tahun. Juga kita kadang menjadi tempat pertemuan bagi universitas maupun kegiatan bandara Palmerston, sekarang semuanya tidak ada lagi," kata Tedy kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.

Namun beruntungnya, menurut Tedy, sebelum "lockdown", dua kamar penginapan milik mereka sudah ditempati oleh mahasiswa asal Papua yang sedang bersekolah, dan kemungkinan mahasiswa tersebut akan tinggal lama di sana.

"Saya belum tahu kapan keadaan bisa kembali normal lagi, karena mungkin kamar penginapan tidak akan terisi sampai 12-18 bulan ke depan," katanya lagi.

Tedy dan keluarganya mengelola rumah bersejarah tersebut sejak tahun 2016, enam tahun setelah mereka pindah dari Jakarta untuk tinggal di Selandia Baru.

Dengan adanya pelonggaran di Selandia Baru, apakah Tedy merasa lega?

"Masih belum lega, karena bagi kami tidak ada perubahan apa-apa. Restoran yang menyediakan makanan Indonesia belum bisa menerima tamu," kata Teddy yang mengaku belum ada pemasukan.