Logo ABC

Pengungsi Rohingya Melarikan Diri dari Indonesia, Mengapa

Abdul Sattar, seorang pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Indonesia, kini mendekam dalam detensi imigrasi di Australia.
Abdul Sattar, seorang pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Indonesia, kini mendekam dalam detensi imigrasi di Australia.
Sumber :
  • abc

"Tempatnya tak bisa dihuni, bukan tempat dimana kita bisa hidup aman dan tenang," ujarnya.

Ia merasa tak pernah aman selama tinggal di san dan selalu takut dengan penduduk setempat.

Abdul mengatakan banyak pencari suaka yang sudah dilepas dari detensi imigrasi yang dipukuli oleh penduduk setempat.

"Tujuh tahun hidupku hancur di Nauru. Hatiku membatu sehingga saya tak lagi merasa sebagai manusia," ujarnya.

Kini, meski dia telah berada dalam detensi imigrasi di Brisbane, namun Abdul merasa tak berdaya jika harus kembali Nauru untk ketiga kalinya.

"Jika harus kembali ke Nauru, lebih baik saya mati saja," katanya.

Departemen Dalam Negeri Australia yang membawahi keimigrasian mengatakan kepada ABC jika pengungsi di bawah umur yang dilepas ke masyarakat di Nauru mendapatkan pelajaran bahasa Inggris.

Demonstrasi dukung pengungsi Activist Zoë Hulme-Peak stands in front of the modified hotel sign that says Aktivis Zoë Hulme-Peak mengorganisir aksi dukungan bagi para pencari suaka di Australia.

ABC News: Nibir Khan

Sudah dua minggu hari terakhir, di tengah pembatasan COVID-19, sejumlah aktivis berkumpul di Kangaroo Point Hotel yang dijadikan sebagai tahanan imigrasi untuk 120 pencari suaka.

Mereka menuntut agar pemerintah tidak memindahkan 120 pencari suaka ini ke pusat penahanan imigrasi berkeamanan tinggi di bagian lain Kota Brisbane.

"Respon masyarakat Brisbane sangat menggembirakan dan sejalan berkembangnya gerakan ini, tentu akan lahir perubahan institusional," kata seorang aktivis, Zoe Hulme-Peake kepada ABC.