Korea Utara Klaim Terbebas dari Corona, AS: Mustahil!

Korea Utara.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Korea Utara mengklaim negaranya terbebas dari virus Corona. Seorang pejabat kesehatan senior di Pyongyang menegaskan klaim negaranya itu di tengah keprihatinan global atas penyebaran wabah Corona yang telah menginfeksi ratusan ribu orang dan merenggut nyawa puluhan ribu manusia di dunia.

Korut Kirim Utusan ke Iran, Kira-kira Ini yang Dibahas

Korut yang sudah terisolasi gara-gara pengembangan teknologi nuklirnya, dengan cepat menutup perbatasannya setelah virus Corona pertama kali terdeteksi di China pada Januari 2020, dan memberlakukan tindakan pengamanan yang ketat.

Dilansir ChannelNewsAsia, Jumat, 3 Maret 2020, Direktur Departemen Anti-Epidemi Korut, Pak Myong Su menegaskan bahwa upaya tersebut telah sepenuhnya berhasil.

Delegasi Korea Utara Kunjungi Iran, Isu Kerjasama Semakin Kuat

"Sejauh ini tidak ada satu orang pun yang terinfeksi coronavirus baru di negara kami," kata Pak kepada AFP 

"Kami telah melakukan tindakan preemptive dan ilmiah, seperti inspeksi dan karantina untuk semua personel yang memasuki negara kami dan sepenuhnya mendisinfeksi semua barang, serta menutup perbatasan dan memblokir jalur laut dan udara," tegasnya.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Saat ini, hampir setiap negara telah melaporkan kasus coronavirus. Selain Cina, Korea Selatan juga dijangkiti virus Corona paling awal.

Tercatat, kasus infeksi Corona ini terjadi di 188 negara, dengan korban terinfeksi hampir satu juta orang dan 47.303 orang meninggal dunia.

Para ahli mengatakan Korea Utara sangat rentan terhadap virus karena sistem perawatan kesehatan yang lemah. Pyongyang dituduh menutupi wabah ini.

Komandan militer AS di Korea Selatan, Jenderal Robert Abrams, mengatakan pada hari Kamis bahwa klaim Pyongyang bahwa tidak ada kasus Corona tidak benar.

"Saya dapat memberi tahu Anda bahwa itu adalah klaim yang mustahil berdasarkan semua intelijen yang telah kita lihat," kata Abrams kepada VOA News.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya