- VIVA/DInia
VIVA – Pemerintah Amerika Serikat menyumbangkan 100 ventilator baru dan canggih kepada Indonesia untuk menyelamatkan pasien COVID-19. Penyerahan diserahkan secara simbolis oleh Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes AS di Jakarta, Heather Variava, kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Oscar Primadi, sambil disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
"Ini adalah bentuk konkret hasil pembicaraan telepon antara Presiden Trump dan Presiden Jokowi pada 24 April lalu. Rencananya akan ada 1.000 ventilator dari AS yang akan dikirim ke Indonesia secara bertahap selama bulan Agustus," kata Retno di Kantor Kemenlu, Selasa 28 Juli 2020.
Retno mengatakan penyerahan ventilator merupakan contoh nyata kolaborasi kedua negara di tengah pandemi Covid-19. Ke depannya, Indonesia dan AS juga akan melanjutkan Strategic Partnership, untuk mencegah pandemi di masa depan dan menghadapi tantangan global.
"Kedua negara akan bekerja keras memperkuat kerja sama di berbagai aspek seperti penyediaan suplai medis, termasuk sektor perekonomian pasca-pandemi dan kerja sama investasi, termasuk industri farmasi," ungkap Retno.
Sementara itu dalam pernyataannya, Kuasa Usaha Kedubes AS di Jakarta menyebut meski Amerika juga sedang memerangi pandemi namun negaranya tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia, termasuk menyediakan ventilator dan kelengkapan ujinya.
"Ventilator yang kami sumbangkan memiliki teknologi canggih dan sangat diminati pasar. Ventilator-ventilator ini bentuknya ringkas dan mudah dipindahkan serta bisa digunakan untuk prosedur invasif maupun non-invasif, yang akan memudahkan Indonesia merawat pasien yang terkena virus," ujar Heather.
Selain ventilator, Amerika Serikat, melalui USAID, akan mendanai pelatihan bagi tenaga kesehatan tentang cara menggunakan dan juga prosedur operasional standar dan pemeliharaan peralatan ini sehingga rumah sakit dapat membantu kesembuhan lebih banyak pasien.
Selain donasi ini, bantuan darurat AS untuk mendukung perjuangan Indonesia melawan COVID-19 bernilai total sekitar 11 juta dolar AS atau setara Rp160,6 miliar. (ren)
