Logo BBC

Berlibur dengan Kereta Malam Eropa di Pandemi Makin Disukai

Kereta malam Eropa.  (Getty Imqges via BBC Indonesia)
Kereta malam Eropa. (Getty Imqges via BBC Indonesia)
Sumber :
  • bbc

Meski motivasi utamanya menggunakan kereta adalah untuk menekan jejak karbon, Fulton merasa kereta lebih aman terkait daripada pesawat dalam konteks penyebaran virus corona.

"Saya pasti akan mempertimbangkan untuk lebih sering naik kereta malam di masa mendatang, terutama jika saya menginap di kota tujuan selama beberapa malam," katanya.

Tapi pelancong lain memiliki pendapat lain. "Tidur di kereta malam tidak akan memberi ketenangan pikiran yang sama seperti sebelumnya," kata Diana Oliveira, seorang mahasiswi doktoral dari Portugal. Dia menjalankan akun media sosial The Nerdy Globetrotters dengan pacarnya, Karn Vohra, yang berasal dari India.

"Jika Anda ingin terlindungi semaksimal mungkin, penerbangan tampaknya pilihan yang baik karena waktu terpapar dengan orang lain akan berkurang," ujarnya.

Alasan kedua Oliveira adalah masalah kenyamanan. Ia mempertimbangkan dampak memakai penutup wajah selama dua jam dalam penerbangan atau selama 10 jam dalam perjalanan kereta.

Marcus Mayers, seorang peneliti isu transportasi di Manchester Metropolitan University, menyebut sebagian besar perusahaan kereta Eropa telah menjalankan siasat menangkal penyebaran virus corona.

Kebijakan itu mulai dari pemakaian masker medis wajib hingga kapasitas tempat duduk yang dikurangi.

Namun Mayers menilai tidak ada operator kereta yang mencoba melakukan ini dengan cara yang berarti.

Menurut Mayers, perusahaan kereta harus mempertimbangkan pendekatan jangka panjang, seperti memasang pemisah kursi plastik atau menata ulang bagian dalam gerbong. Strategi ini dia anggap dapat menyokong perusahaan kereta agar dapat bersaing dengan maskapai penerbangan.

"Industri perkeretaapian melewatkan peluang ini dengan tidak memasang produk yang sesuai kebutuhan pelanggan saat ini," katanya.

Ekonomi
Getty Images

Mengapa kereta bisa tetap populer?

Terlepas dari masalah keamanan, seperti yang baru-baru ini disimpulkan majalah Railway Technology, beberapa tanda mengindikasikan awal keberhasilan kereta pasca-Covid-19.

Menurut survei pelanggan yang digelar perusahaan kereta jarak jauh Eurail, banyak penumpang menyebut kereta akan menjadi moda transportasi pilihan mereka di masa depan.

Di China, saat karantina wilayah dicabut, terjadi ledakan dalam perjalanan kereta domestik. Menurut beberapa ahli transportasi, hal serupa dapat direplikasi di Eropa karena orang mencari tempat liburan yang lebih dekat dari rumah.

Para peneliti dari perusahaan jasa keuangan UBS memperkirakan, pandemi dapat mempercepat perpindahan pelanggan dari transportasi udara ke kereta. Salah satu alasannya, adalah kesadaran konsumen dan pemerintah terkait isu iklim.