Donald Trump Pede Menang Besar di Pilpres, Ini Alasannya

Presiden Amerika Serikat Donald Trump melepas masker saat ia berdiri di Balkon Truman di Gedung Putih setelah kembali dari rumah sakit di Walter Reed Medical Center untuk perawatan penyakit virus corona (COVID-19), di Washington, Amerika Serikat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott

VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia merasa senang dengan peluangnya untuk menang dalam pemilihan presiden yang digelar pada 3 November 2020. Trump memprediksi akan menang besar di negara-negara bagian utama seperti Florida dan Arizona.

Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Membuat Tiktok Terancam Diblokir

"Kami merasa sangat baik," kata Trump dengan percaya diri alias pede dalam wawancara telepon dengan Fox News.

Trump mengatakan dia mengharapkan kemenangan di semua negara bagian utama yang menjadi penentu pemilu. Dia juga menegaskan tak akan bermain-main dengan menyatakan kemenangannya terlalu dini.

Rusia Makin Gencar Menyerang, AS Janji Secepatnya Akan Kirim Senjata ke Ukraina

"Kami pikir kami memenangkan Texas dengan sangat besar. Kami pikir kami memenangkan Florida dengan sangat besar. Kami pikir kami memenangkan Arizona dengan sangat besar," ujar Trump.

"Saya pikir kami akan melakukannya dengan sangat baik di Carolina Utara. Saya pikir kami juga akan melakukannya dengan baik di Pennsylvania. Kami pikir kami juga akan melakukannya dengan baik di semua tempat," imbuhnya.

Dapat Duit Rp989 Triliun dari AS, Presiden Ukraina Langsung Tulis di Sosmed: Terima Kasih AS

Meski posisinya disebut tertinggal di sebagian besar jajak pendapat, Trump mengecam lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden, yang dianggap telah melakukan bias kepada media. "Joe Biden bukan prime time," katanya.

Namun Trump membantah tuduhan bahwa dia berencana untuk mengumumkan kemenangan sebelum waktunya pada Selasa malam sebelum cukup banyak suara yang dihitung untuk menentukan pemenang.

"Saya pikir kami akan menang, tapi hanya jika ada kemenangan," katanya.

Sementara sebelumnya Presiden AS Donald Trump dan saingannya Joe Biden menghabiskan jam-jam terakhir berkampanye mereka di negara bagian kunci yang pada akhirnya akan memutuskan nasib pemilihan presiden di AS. Pada hari Selasa 3 November 2020 warga Amerika mulai bergerak menuju tempat pemungutan suara.

Dilansir DW, sudah hampir 100 juta warga AS telah terlebih dahulu memberikan suara mereka melalui pos, yang membuat Trump kecewa karena percaya hal tersebut dapat membahayakan peluangnya untuk menang.

Pemilu AS sendiri menerapkan sistem electoral college. Di bawah sistem electoral college, setiap negara bagian di Amerika Serikat memiliki sekelompok elector yang dipilih oleh partai politik di negara bagian tersebut. Para elector terpilih ini kemudian menjadi perwakilan untuk memilih capres dan cawapres, yang memperoleh suara terbanyak di negara bagian masing-masing.

Jumlah elector dari setiap negara bagian, sebanding dengan berapa banyak pejabat yang terpilih dari negara bagian tersebut di Dewan Perwakilan Rakyat atau Kongres AS dan Senat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya