AS Bantah Rusia soal Kembangkan Senjata Biologis di Lab Ukraina

Konferensi pers di Gedung Putih, Washington DC
Sumber :
  • AP Photo/Patrick Semansky

VIVA – Rusia sebelumnya sempat menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian senjata biologis di biolab Ukraina. Bahkan pihak Rusia sempat meminta Dewan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengadakan pertemuan dan membahas dugaan penelitian senjata biologis itu.

AS Kirim 25 Ribu Makanan Siap Saji ke Jalur Gaza Melalui Udara

Namun hal tersebut buru-buru dibantah oleh pejabat Washington DC dengan mengatakan bahwa tuduhan Rusia sangat tidak masuk akal. Melalui siaran pers pada Kamis 17 Maret, Kedutaan Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia kembali membahas soal disinformasi Rusia terkait Kimia, Biologi, Radiologi, dan Nuklir.

Kedutaan AS mengatakan dugaan Kremlin terhadap laboratorium AS serta ancaman kimia, biologi, radiologi, dan nuklir di Ukraina merupakan disinformasi yang berulang kali sudah mereka bantah.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

“Ini merupakan contoh terbaru dari disinformasi yang telah berulang kali kami bantah selama bertahun-tahun di Ukraina dan di seluruh dunia,” dirilis melalui pernyataan Kedutaan AS dalam siaran pers.

Mereka mengatakan bahwa laboratorium yang berada di Ukraina digunakan untuk tujuan damai dan memainkan peranan penting untuk temuan baru seperti penghancuran senjata kimia di Suriah dan Libya.

Menhan Israel Pasang Badan untuk Batalion Netzah Yehuda yang Dijatuhi Sanksi AS

“Laboratorium-laboratorium ini digunakan untuk tujuan damai, memainkan peran yang sangat penting dalam penghancuran senjata kimia di Suriah dan Libya,” dikutip dari pernyataan tersebut.

“Laboratorium ini juga untuk mengurangi ancaman oleh aktor negara atau non-negara yang mendapatkan atau mengembangkan senjata kimia dan biologi dan juga untuk perang melawan pandemi COVID-19."

Tidak hanya pihak AS yang marah karena tuduhan tidak berdasar dari pihak Rusia ini, para peneliti independen secara otoritatif telah membantah klaim palsu tersebut.

Kedutaan AS menyampaikan bahwa tuduhan Rusia telah melucuti senjata adalah disinformasi Rusia. Kremlin dituding menciptakan dan menyebarkan informasi dalam upaya untuk meracuni dan membingungkan masyarakat.

“Kebenaran telah melucuti senjata Rusia. Kremlin menciptakan dan menyebarkan disinformasi dalam upaya untuk meracunkan dan membingungkan masyarakat terkait aksi-aksi Rusia yang sebenarnya di Ukaraina, Georgia dan di tempat lainnya di Eropa.”

Kedutaan AS menilai bahwa disinformasi adalah cara yang cepat dan cukup murah untuk menggoyahkan masyarakat dan sekaligus menyiapkan panggung untuk aksi militer potensial. Meskipun telah diekspos karena terlibat dalam kegiatan fitnah berkali-kali namun Rusia kata AS masih terus melakukannya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya