Bijian-bijian Ukraina akan Diekspor Dijamin Turki, Rusia Lampu Hijau

Petani di Ukraina saat memanen tanaman gandumnya
Sumber :
  • AP Photo/Efrem Lukatsky)

VIVA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki mengatakan pada Rabu 8 Juni 2022 bahwa rencana PBB untuk meredakan krisis pangan global dengan memulai kembali ekspor biji-bijian Ukraina di sepanjang koridor laut adalah tindakan masuk akal. Dia juga menegaskan bahwa hal tersebut membutuhkan kedua belah pihak untuk berdiskusi yakni antara Kiev dan Moskow untuk memastikan keamanan kapal pengiriman.

Danone Tidak Termasuk! Ini Daftar Perusahaan Pendukung Israel Menurut PBB

Berbicara bersama Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Mevlut Cavusoglu dari Turki mengatakan pertemuan mereka di Ankara membuahkan manfaat. Turki juga menyodorkan keinginannya untuk kembali ke negosiasi antara Moskow dan Kiev untuk memulai gencatan senjata.

Lavrov mengatakan tanggung jawab ada di Ukraina untuk memecahkan masalah pengiriman biji-bijian dengan menambang pelabuhan Laut Hitam dan Rusia tidak perlu mengambil tindakan atas komitmen dagang itu.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

Baca juga: China-Rusia Memveto Sanksi Baru PBB untuk Korut, Dewan Keamanan Geger

“Kami menyatakan setiap hari bahwa kami siap untuk menjamin keselamatan kapal yang meninggalkan pelabuhan Ukraina dan menuju (perairan Turki), kami siap untuk melakukan itu dalam kerja sama dengan rekan-rekan Turki kami,” kata Lavrov setelah pembicaraan dengan Cavusoglu, dikutip dari The Korea Times, Kamis 9 Juni 2022.

Kondisi Gaza Jauh Lebih Hancur Dibanding Kota di Jerman Pada Perang Dunia II

Sedangkan pihak Ukraina menegaskan bahwa pihaknya membutuhkan jaminan keamanan yang efektif sebelum memulai pengirimannya. Ukraina membuka kemungkinan bahwa Moskow bisa saja menyerang koridor potensial untuk bergerak di pelabuhan selatan Odesa.

Invasi Rusia pada 24 Februari 2022 ke Ukraina telah menghentikan ekspor biji-bijian di Laut Hitam Kiev, dan mengancam krisis global. PBB mengimbau kedua belah pihak, serta tetangga maritim dan anggota NATO yakni Turki untuk menyetujui pembukaan koridor laut tersebut.

Sebelumnya Moskow telah menyangkal untuk bertanggung jawab atas kris pangan yang dimulai karena perang di Ukraina, pihaknya justru menyalahkan Barat atas krisis tersebut.

Sementara Turki telah menjadi bagian dalam kesepakatan apa pun dalam melibatkan pengawalan angkatan laut turki untuk kapal tanker yang meninggalkan Odesa dan pelabuhan Ukraina lainnya.

Cavusoglu menekankan bahwa dunia harus bekerja sama untuk membuka jalur yang aman bagi ekspor pertanian Ukraina. Turki jug memandang tuntutan Rusia untuk mencabut pembatasan ekspor pertaniannya adalah tindakan yang sah.

“Berbagai ide telah dikeluarkan untuk ekspor biji-bijian Ukraina ke pasar dan yang terbaru adalah rencana PBB (termasuk) mekanisme yang dapat dibuat antara PBB, Ukraina, Rusia, dan Turki,” ujar Cavusoglu.

“Kami melihatnya sebagai hal yang wajar. Tentu saja baik Ukraina dan Rusia harus menerimanya,” tambahnya.

Merespons hal itu, Lavrov mengatakan masalah utamanya bukan ada di Rusia, melainkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang dengan tegas menolak untuk menyelesaikan masalah pelabuhan.

Turki diketahui memiliki hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina. Sebelumnya Turki mengatakan siap mengambil peran dalam mekanisme pengamatan yang berbasis di Istanbul jika kesepakatan tercapai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya