WHO Terlalu Terima Argumen China soal COVID? Perlu Penyelidikan Baru

Pasien COVID-19 istirahat di rumah sakit darurat di Shanghai, China.
Sumber :
  • Chinatopix via AP

VIVA – Lebih dari dua tahun setelah virus Corona pertama kali terdeteksi di China dan setelah 6,3 juta kematian dikonfirmasi di seluruh dunia karena pandemi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan lakukan langkah lagi. WHO dengan tegas menyatakan akan melakukan penyelidikan yang lebih dalam apakah virus tersebut berasal dari kecelakaan laboratorium.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Sikap itu menandai pembalikan tajam atas penilaian awal badan kesehatan PBB mengenai asal mula pandemi. Selain itu muncul spekulasi dari kritikus yang menuduh WHO terlalu cepat mengabaikan teori kebocoran laboratorium yang membuat pejabat China bersikap defensif.

“Sangat tidak mungkin COVID-19 dari laboratorium di Wuhan telah menyebar ke manusia. Banyak ilmuwan menduga virus Corona masuk ke manusia dari kelelawar, atau mungkin dari hewan lain,” kata WHO pada tahun lalu dikutip dari AP, Jumat 10 Juni 2022.

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Namun dalam sebuah laporan yang diliris pada Kamis 9 Juni 2022, kelompok ahli WHO mengatakan data penting untuk menjelaskan bagaimana pandemi dimulai masih belum ada.

“WHO harus tetap terbuka untuk setiap dan semua bukti ilmiah yang tersedia di masa depan untuk memungkinkan pengujian komprehensif dari semua hipotesis yang masuk akal,” kata para ilmuwan.

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

Untuk mengidentifikasi sumber penyakit pada hewan biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun. Butuh lebih dari satu dekade bagi para ilmuwan untuk menentukan spesies kelelawar yang merupakan reservoir alami untuk SARS, kerabat dari virus COVID-19.

Kelompok ahli WHO juga mencatat bahwa kecelakaan laboratorium di masa lalu telah memicu beberapa wabah.

Jean Claude Manuguerra yang merupakan Ketua Kelompok Penasihat Internasional mengakui bahwa beberapa ilmuwan mungkin alergi untuk menyelidiki kebocoran laboratorium. Namun mau tak mau penyelidikan adalah hal yang perlu.

“Mereka perlu berpikiran terbuka untuk memeriksanya,” kata Manuguerra.

Laporan tersebut dapat menghidupkan tuduhan kepada WHO yang pada awalnya dianggap terlalu menerima penjelasan pemerintah China di awal wabah. COVID-19 kemudian menewaskan jutaan orang di Bumi.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya