Latihan Militer China Selesai, Tapi Patroli di Selat Taiwan Berlanjut

Pilot militer China terbang di atas udara dekat selat Taiwan dirilis foto Xinhua
Sumber :
  • Wang Xinchao/Xinhua via AP

VIVA Dunia – China mengatakan telah menyelesaikan hampir satu minggu latihan militer di sekitar Taiwan, menyusul kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi, ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Viral Kisah Cinta Tragis Gamer Fat Cat hingga Berujung Bunuh Diri

Melansir dari BBC, Kamis, 11 Agustus 2022, operasi laut dan udara berhasil, kata militer China. Mereka juga berjanji untuk terus berpatroli di Selat Taiwan.

Perjalanan singkat Pelosi membuat marah Beijing, yang memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri untuk dipersatukan kembali dengan paksa jika perlu. Taiwan menuduh China menggunakan latihan itu sebagai latihan untuk invasi.

Penusukan Brutal di Rumah Sakit China: 2 Tewas, 21 Luka-luka

Tentara Militer China gunakan teropong, kejauhan tampak frigate Lan Yang Taiwan

Photo :
  • Lin Jian/Xinhua via AP

Pemerintah pulau itu menolak klaim kedaulatan China dan menganggap dirinya berbeda dari daratan China. Itu sebabnya, Beijing berusaha mengisolasi pulau itu secara internasional.

Gawat, Serangan Hacker China Bobol Sistem Kementerian Pertahanan Inggris

Pelosi merupakan pejabat tertinggi AS yang mendarat di Taiwan sejak 1990-an, dan menentang peringatan China untuk tidak berkunjung pekan lalu, sehingga ketegangan melonjak. China menggelar empat hari latihan tembak-menembak diikuti oleh serangan anti-kapal selam dan latihan serangan laut sebagai bagian dari tanggapan marah atas kunjungan Pelosi.

Patroli kesiapan tempur

Tentara Pembebasan Rakyat berjanji untuk terus melakukan patroli kesiapan tempur reguler di Selat Taiwan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa 36 pesawat militer China dan 10 kapal masih beroperasi di sekitar selat pada Rabu, 10 Agustus 2022.

Pada hari Rabu, kantor Urusan Taiwan China menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk merebut kembali pulau itu.

"Kami hanya akan dipaksa untuk mengambil tindakan drastis untuk menanggapi provokasi elemen separatis atau kekuatan eksternal, jika mereka melewati garis merah kami," kata buku putih pertama tentang Taiwan dalam lebih dari 20 tahun.

Bendera Taiwan-China.

Photo :
  • ANTARA/Reuters/Dado Ruvic.

Dokumen kebijakan menghilangkan janji masa lalu untuk tidak mengirim pasukan atau administrator ke Taiwan jika diambil kembali, adalah sebuah tanda bahwa Beijing menginginkan otonomi yang lebih kecil untuk pulau itu daripada yang dijanjikan sebelumnya.

Mayoritas orang di Taiwan, sebuah negara demokrasi, menentang segala bentuk penyatuan dengan China yang dikuasai Komunis, menurut jajak pendapat baru-baru ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya