China Beberkan Alasan bahwa AS adalah Provokator Perang Rusia-Ukraina
- AP Photo
VIVA Dunia – China yang merupakan Rusia sebagai sekutu menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai penghasut utama krisis tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita negara Rusia TASS yang diterbitkan pada Rabu, 10 Agustus 2022, Duta Besar (Dubes) China untuk Moskow, Zhang Hanhui menuduh Washington DC menyudutkan Rusia dengan ekspansi berulang dari aliansi pertahanan NATO dan dukungan untuk pasukan yang berusaha untuk menyelaraskan Ukraina dengan Uni Eropa.
"Sebagai pemrakarsa dan penghasut utama krisis Ukraina, Washington sementara memberlakukan sanksi komprehensif yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, dan terus memasok senjata serta peralatan militer ke Ukraina," kata Zhang dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 11 Agustus 2022.
Menurut Zhang, tujuan utama AS adalah untuk menguras dan menghancurkan Rusia dengan perang yang berlarut-larut dan sanksi yang berkelanjutan.
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan ke Beijing pada bulan Februari 2022 untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping ketika tank-tank Rusia mulai berkumpul di perbatasan Ukraina.
Kedua negara menyetujui kemitraan tanpa batas yang lebih unggul daripada aliansi dalam Perang Dingin.
Dalam wawancara tersebut, Zhang mengatakan hubungan Tiongkok-Rusia telah memasuki periode terbaik dalam sejarah dan ditandai dengan tingkat rasa saling percaya tertinggi, tingkat interaksi tertinggi dan kepentingan strategis terbesar.
Dia juga mencela kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pekan lalu ke Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai miliknya.
Zhang mengatakan AS sedang mencoba menerapkan taktik yang sama di Ukraina dan Taiwan untuk menghidupkan kembali mentalitas Perang Dingin termasuk menahan China dan Rusia serta memprovokasi persaingan dan konfrontasi kekuatan besar.
"Non-intervensi dalam urusan internal adalah prinsip paling mendasar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia kita," katanya.
Di menerapkan prinsip itu untuk mengkritik kebijakan Taiwan Washington bukan untuk invasi Rusia ke Ukraina.
Sementara itu Rusia menyebut invasi itu sebagai operasi militer khusus dan mengatakan perlu tidak hanya untuk menjaga keamanannya sendiri tetapi juga untuk melindungi penutur bahasa Rusia dari penganiayaan.
Namun, Ukraina dan Barat mengatakan ini adalah dalih tak berdasar untuk perang agresi kekaisaran terhadap negara tetangga yang sudah memperoleh kemerdekaan ketika Uni Soviet yang dipimpin Moskow bubar pada 1991.