Transkrip Lengkap Pidato Putin Usai Mencaplok 4 Wilayah Ukraina

Presiden Vladimir Putin (tengah) saat umumkan 4 wilayah Ukraina kini punya Rusia
Presiden Vladimir Putin (tengah) saat umumkan 4 wilayah Ukraina kini punya Rusia
Sumber :
  • TASS via Russian Embassy

VIVA Dunia – Kedutaaan Besar (Kedubes) Rusia di Jakarta merilis pidato Presiden Rusia Vladimir Putin setelah Rusia melakukan referendum di 4 wilayah Ukraina yakni Donetsk, Luhansk, wilayah Zaporozhye dan wilayah Kherson.

Diketahui setelah beberapa hari melakukan referendum, Rusia mengklaim bahwa sebagian besar rakyat di wilayah tersebut ingin masuk ke Rusia. Kini wilayah tersebut dianggap Putin menjadi wilayah kekuasaannya dan dia sudah meneken dokumen masuknya wilayah tersebut. Selain itu untuk merayakannya, Kremin dan Moskow juga mengadakan konser.

Pidatonya kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Berikut isinya sebagaimana dibagikan Kedubes Rusia di Jakarta pada Senin, 3 Oktober 2022.

Persiapan konser Red Square Moskow yang menyambut wilayah hasil referendum

Persiapan konser Red Square Moskow yang menyambut wilayah hasil referendum

Photo :
  • AP Photo/Alexander Zemlianichenko

"Yang Saya hormati warga Rusia, warga Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, penduduk wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, para wakil Duma Negara, dan senator Federasi Rusia!

Seperti yang telah Anda ketahui bahwa di Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Lugansk, WilayahZaporozhye dan Wilayah Kherson telah diadakan referendum. Sudah dapat ditarik kesimpulan dan hasilnya telah diketahui. Orang-orang telah menentukan pilihan mereka, pilihan yang jelas.

Hari ini kami menandatangani kesepakatan tentang penerimaan Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Lugansk, WilayahZaporozhye dan Wilayah Kherson sebagai bagian Rusia. Saya yakin Majelis Federal Rusia akan mendukung undang-undang konstitusional tentang penerimaan dan pembentukan di Rusia empat wilayah baru, empat subjek baru Federasi Rusia, karena ini merupakan kehendak jutaan orang.

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya

Photo :
  • Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP

Dan tentu saja ini adalah hak mereka, hak mereka yang tidak dapat dirampas, yang tercantum dalam pasal pertama Piagam PBB, yang secara langsung berbicara tentang prinsip prinsip persamaan hak dan penentuan nasib sendiri masyarakat.

Saya ulangi: ini adalah hak seseorang yang tidak dapat dirampas, ini didasarkan pada kesatuan sejarah, demi hal itulah generasi nenek moyang kita menang, merekalah leluhur Rusia Kuno selama berabad-abad menciptakan dan membela Rusia. Di sini, di Novorossia, Rumyantsev, Suvorov dan Ushakov berjuang, mereka mendirikan kota-kota baru Catherine II dan Potemkin. Di sinlah kakek, maupun kakek buyut kita berjuang sampai titik darah penghabisan selama Perang Patriotik Raya.

Kami akan senantiasa mengenang para pahlawan "musim semi Rusia", mereka yang tidak pantang mundur dengan kudeta neo-Nazi di Ukraina pada tahun 2014, semua orang yang mati demi hak untuk berbicara bahasa asli mereka, melestarikan budaya, tradisi, keyakinan, hak untuk hidup. Mereka adalah para pejuang Donbass, para martir "Odessa Khatyn", para korban serangan teroris tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh rezim Kiev. Mereka adalah sukarelawan dan milisi, mereka adalah warga sipil, anak-anak, wanita, orang tua, orang Rusia, orang Ukraina, orang-orang yang memiliki suku bangsa berbeda. Dia adalah pemimpin nyata Donetsk Alexander Zakharchenko, mereka adalah komandan militer Arsen Pavlov dan Vladimir Zhoga, Olga Kochura dan Alexei Mozgovoy, dia adalah jaksa dari Republik Lugansk Sergey Gorenko. Mereka adalah penerjun payung Nurmagomed Gadzhimagomedov dan semua prajurit dan perwira kami yang gugur dengan gagah berani selama berlangsungnya operasi militer khusus. Mereka adalah pahlawan. Pahlawan Rusia agung. Dan untuk mengenang jasa mereka, Saya meminta Anda dengan mengheningkan cipta sejenak.

Yang melatarbelakangi pilihan jutaan penduduk di Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Lugansk, Wilayah Zaporozhye dan Wilayah Kherson adalah takdir kita untuk bersama dan sejarah seribu tahun. Ikatan spiritual ini diwariskan leluhur kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka. Terlepas dari semua cobaan yang dihadapi selama bertahun-tahun, namun tidak menghapus cinta mereka untuk Rusia. Dan tidak ada yang bisa menghapus perasaan ini dalam diri kita. Itulah sebabnya baik generasi tua maupun generasi muda, mereka yang lahir setelah tragedi runtuhnya Uni Soviet, mereka memilih persatuan kita, demi masa depan kita bersama.

Pada tahun 1991, di Belovezhskaya Pushcha, tanpa menanyakan kehendak warga biasa, perwakilan dari elit partai saat itu memutuskan untuk meruntuhkan Uni Soviet, dan orang-orang tiba-tiba menemukan diri mereka terputus dari tanah air mereka. Hal ini benar-benar mencerai beraikan, juga memecah-belah komunitas rakyat kita, sehingga menjadi bencana nasional. Sama halnya terhadap perbatasan antar republik-republik Soviet yang dibelah di belakang layar setelah revolusi, begitu pula dengan para pemimpin terakhir Uni Soviet, mereka menghancurkan negara besar kita, bertentangan dengan kehendak langsung mayoritas orang dalam referendum 1991, menghadapkan rakyat pada kenyataan.

Halaman Selanjutnya
img_title