- forbes.com
VIVA Dunia – Upacara penobatan atau pemahkotaan Raja Charles III akan berlangsung pada 3 Juni 2023, di Westminster Abbey, Inggris. Melansir dari Bloomberg, sumber istana mengatakan bahwa mereka berharap upacara itu berlangsung pada hari tertentu, tetapi hari tersebut masih belum ditetapkan.
Tidak seperti ibunya, upacara Charles dilaporkan akan jauh lebih kecil dan lebih sederhana dari yang sebelumnya.
Meskipun Charles naik takhta dua hari setelah Ratu Elizabeth II meninggal pada usia 96 tahun, upacara di bulan Juni tahun depan akan menandai awal pemerintahannya sebagai raja. Permaisuri Camilla Parker-Bowles juga akan dinobatkan bersamanya.
Raja Charles III
- forbes.com
Charles - yang akan berusia 74 tahun pada saat upacara berlangsung - akan menjadi orang tertua yang dinobatkan sebagai raja dalam sejarah Inggris.
Sesuai tradisi, calon raja akan duduk di atas takhta yang dijuluki The Coronation Chair sambil memegang tongkat dan tongkat kedaulatan, yang mewakili kontrol konstitusionalnya atas bangsa, dan orb kedaulatan, yang mewakili dunia Kristen.
Setelah diurapi dengan minyak, diberkati dan ditahbiskan oleh pendeta senior, Charles akan memiliki mahkota St. Edward yang ditempatkan di kepalanya, secara resmi menjadikannya Raja.
Penobatan Ratu Elizabeth II
- Universal History Archive
Dia, serta Permaisuri Camila, kemudian akan berbicara kepada bangsa dan warganya dari balkon Istana Buckingham.
Pada 10 September lalu, Charles diproklamasikan sebagai raja yang berkuasa di Inggris dan Persemakmuran sebelum dia berbicara kepada para dewan Inggris.
Dia berkata, “Pemerintahan ibuku tiada bandingnya dalam durasinya, dedikasinya, dan pengabdiannya. Bahkan saat kita berduka, kita bersyukur atas kehidupan yang paling setia ini. Saya sangat menyadari warisan besar ini dan tugas dan tanggung jawab kedaulatan yang berat yang sekarang telah diserahkan kepada saya," ujarnya.
Raja Charles III dan istrinya Camilla
- Victoria Jones/Pool Photo via AP
Charles menambahkan “Saya akan berusaha mengikuti contoh inspiratif yang telah saya berikan dalam menegakkan pemerintahan konstitusional dan untuk mencari perdamaian, harmoni, dan kemakmuran masyarakat pulau-pulau ini, dan wilayah persemakmuran dan wilayah di seluruh dunia.”
“Saya mengambil kesempatan ini untuk menegaskan kesediaan dan niat saya untuk melanjutkan tradisi menyerahkan pendapatan turun-temurun, termasuk tanah mahkota kepada pemerintah untuk kepentingan semua sebagai imbalan atas hibah negara yang mendukung tugas resmi saya sebagai kepala negara dan kepala negara sebuah bangsa,” pungkasnya.
